Jakarta, KompasOtomotif - Kendati produsen sudah siap memproduksi mobil murah dan ramah lingkungan (LCGC) di Indonesia - dengan kandungan lokal lebih tinggi - ternyata regulasinya tak kunjung terbit. Kondisinya makin tak menentu dan bisa dikatakan bertelel-tele setelah pemerintah menyatukan LCGC ke dalam program mobil dengan emisi karbon rendah (LCEP).
Itulah alasan GAIKINDO, pekan depan berencana bertemu dengan pemerintah, memberi usulan tetang mobil hibrida. Menurut Sudirman Maman Rusdi, Ketua Umum GAIKINDO, salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam menetapkan regulasi LCEP - khususnya mobil hibrida - penjualannya masih sangat rendah.
"Agar bisa memberikan nilai tambah, kami mengusulkan mobil hibrida yang akan diberikan insentif wajib dirakit di dalam negeri," jelas Sudirman di Kemayoran, Jakarta Pusat, kemarin (10/11/2012). "Namun dirakit bukan hanya dalam bentuk CKD, juga semi CKD." Pasalnya, dilakukan secara CKD, produsen atau anggota GAIKINDO mengalami kesuliatan karena pasar mobil hibirida masih sangat kecil. "Kalau pasarnya besar, masalah jadi lain," tegas Sudirman.
Usulan yang akan diajukan, pemerintah diminta membebaskan kapasitas mesin dan hanya berpatok pada kadar emisi gas buang atau konsumsi bahan bakar. Dengan cara tersebut, dipastikan banyak anggota GAIKINDO mau memasarkan mobilnya di Indonesia.
Anda sedang membaca artikel tentang
Program Mobil Murah Harus Menunggu LCEP
Dengan url
http://sainsisteck.blogspot.com/2012/11/program-mobil-murah-harus-menunggu-lcep.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Program Mobil Murah Harus Menunggu LCEP
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Program Mobil Murah Harus Menunggu LCEP
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar