Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts Today

Stephen Hawking: Manusia Bisa Hidup Abadi

Written By Unknown on Senin, 30 September 2013 | 09.18


KOMPAS.com — Stephen Hawking mengatakan bahwa otak mampu berdiri sendiri di luar tubuh dan mendukung manusia untuk memperoleh keabadian.

"Saya pikir otak seperti sebuah program dalam pikiran, seperti komputer, jadi secara teoretis sebenarnya mungkin untuk menyalin otak ke komputer dan mendukung bentuk kehidupan setelah mati," kata Hawking seperti dikutip The Guardian, Sabtu (21/9/2013).

Namun, menurut Hawking, keabadian seperti yang diungkapkan Hawking masih di luar kapasitas manusia saat ini.

Selama ini, berdasarkan kepercayaan yang diyakini, banyak manusia memahami bahwa setelah mati, manusia akan menjadi abadi di alam yang berbeda, bertemu dengan Tuhan serta berada di surga atau neraka sesuai perbuatannya selama hidup.

Namun, Hawking menuturkan, "Saya pikir kehidupan setelah mati secara konvensional adalah dongeng untuk orang-orang yang takut pada kegelapan."

Keabadian seperti yang diungkapkan Hawking kerap disebut dengan keabadian digital. Dalam hal ini, manusia abadi tetapi tidak dalam tubuh biologisnya. Dalam keabadian digital, eksistensi manusia tak lagi tergantung pada tubuh karena tubuh bisa diupayakan.

Keabadian seperti yang dimaksud Hawking sebenarnya sudah sering dibahas, termasuk oleh Ryan Kurzweil, salah satu insinyur di Google.

Dalam Global Futures 2045 International Congress, sebuah konferensi futuristik yang digelar di Amerika Serikat pada 14-15 Juni 2013 lalu, seperti diberitakan Huffington Post pada 20 Juni 2013, Kurzweil mengungkapkan bahwa keabadian digital bisa tercapai pada tahun 2045.

Salah satu teknologi kunci yang mendukung keabadian digital adalah mind uploading atau pengunggahan pikiran ke komputer alias dunia digital.

Sementara itu, keabadian digital mungkin terjadi dan telah banyak dibicarakan, tetapi banyak pertanyaan mendasar yang belum terjawab. Misalnya, mengapa manusia harus hidup abadi? Apa manfaatnya? Apa masalahnya kalau manusia hidup lalu mati saja seperti yang dialami saat ini?

Editor : Yunanto Wiji Utomo


09.18 | 0 komentar | Read More

Fosil Penis Beri Petunjuk tentang Seks pada Beruang Purba


KOMPAS.com — Indarctos arctoides, yang berukuran serupa dengan beruang cokelat saat ini, menjelajah Perancis, Spanyol, dan Turki sekitar sepuluh sampai 4,5 juta tahun lalu. Sama seperti beruang dan mamalia lainnya, beruang purba memiliki baculum, nama ilmiah untuk tulang penis.

Bacula sendiri sangat jarang ditemukan di catatan fosil, bukan karena hanya bisa ditemukan di fosil jantan, panjang tulang tersebut membuatnya mudah patah dan dianggap sebagai tulang iga. Namun, Juan Abella, ketua tim penelitian ini, beruntung. Ia berhasil mempelajari lima bacula dari sebuah situs yang kaya akan fosil yang memiliki banyak sisa spesies mamalia purba.

Saat ia membandingkan hasil pemindaian 3D dari fosil penis dengan bacula dari delapan spesies beruang yang masih hidup, ia terkejut bahwa I.arctoides memiliki baculum terpanjang di kalangan beruang. Hewan ini memiliki rata-rata panjang tulang penis sekitar 23,3 sentimeter. Bandingkan dengan panjang rata-rata baculum beruang kutub yang hanya 16,8 sentimeter.

"Kami tidak mengira fosil bacula ini begitu besar, ia lebih panjang dibanding beruang yang masih ada saat ini, seperti beruang kodiak dan beruang kutub," kata Abella yang merupakan paleobiolog dari Museo Nacional de Ciencias Naturales, Madrid, Spanyol, lewat e-mail.

Lebih dari itu, Abella menduga bahwa baculum superpanjang itu berarti bahwa beruang memiliki durasi hubungan seksual yang lebih lama, tetapi lebih jarang dibandingkan dengan mamalia lain. Hal itu karena panjang bisa membantu penis beruang lebih kaku dan menjaga uterus betina tetap terbuka selama proses berlangsung.

Bacula yang lebih panjang juga tampaknya mendongkrak kesuburan karena, menurut studi yang dipublikasikan di jurnal PLoS ONE, penis panjang bisa memosisikan sperma lebih baik pada sistem reproduksi betina. Ini juga berarti bahwa gen baculum panjang diteruskan ke lebih banyak keturunan.

Membedah beruang purba

Blaine Schubert, paleontolog vertebrata dari East Tennessee State University yang mempelajari beruang purba, menyebutkan lewat e-mail bahwa ilmuwan sangat jarang mempelajari bacula. Bahkan, menurut Abella, studi ini merupakan kali pertamanya bacula digunakan untuk melihat perilaku pada spesies fosil purba.

Sebagian besar penelitian bacula hanya terbatas pada membuat perbandingan anatomi umum terhadap spesies yang masih ada, sebut Schubert yang tidak terlibat pada studi kali ini. "Namun, laporan ini mengambil satu langkah lebih maju," ucapnya.

Selain menyediakan deskripsi detail dan perbandingan bacula purba dengan beruang masa kini, studi baru ini juga menggunakan fosil untuk mengetahui bagaimana perilaku beruang purba. "Para peneliti melakukan hal yang luar biasa dengan memisahkan fakta nyata dari dugaan, dan juga membedah kemungkinan perilaku kawin dari beruang yang sudah lama punah." (Christine Dell'Amore/National Geographic Indonesia)

Editor : Yunanto Wiji Utomo


09.18 | 0 komentar | Read More

Setelah \"Hiu Berjalan\", Kini Halmahera Punya \"Tikus Berduri\"


KOMPAS.com — Satu lagi kekayaan biodiversitas Halmahera terungkap. Setelah beberapa waktu lalu ilmuwan mengungkap keberadaan jenis baru "hiu berjalan" di perairan wilayah tersebut, kini ilmuwan mengungkap adanya spesies baru "tikus berduri".

Spesies tikus yang kemudian disebut tikus berduri Boki Mekot, sesuai nama tempat penemuannya, itu ditemukan lewat proyek penelitian dari ilmuwan University of Copenhagen dan Museum Zoologi Bogor, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Tim membuat jebakan dengan umpan kelapa bakar dan selai kacang, ditempatkan pada batang pohon dan bukaan liang. Tim kemudian mengambil spesimen tikus serta menganalisisnya, baik secara morfologi maupun genetik.

Dengan analisis tersebut, tim menemukan spesies yang punya nama latin Halmaheramys bokimekot ini. Dalam publikasi di Zoological Journal of the Linnean Society, tim mengungkap bahwa tikus itu bukan sekadar spesies baru, melainkan juga genus baru.

"Jenis hewan pengerat ini menggarisbawahi besarnya jumlah keanekaragaman hayati yang belum diketahui di wilayah itu dan betapa penting upaya konservasinya," kata Perre-Henri Fabre, pimpinan peneliti dari Center of Macroecology, Evolution, and Climate University of Copenhagen.

"Penemuan ini menunjukkan masih banyaknya kekayaan kehidupan yang belum ditemukan, terutama dari wilayah kepulauan di Indonesia," kata Kristofer Helgen dari Smithsonian Institution seperti dikutip BBC, Jumat (20/9/2013).

Seperti namanya, tikus jenis baru yang ditemukan ini memiliki bulu-bulu yang keras menyerupai duri. Bagian punggung tubuhnya berwarna coklat dengan ujung ekor berwarna putih serta bagian perut yang kelabu terang.

Temuan ini menarik karena sekaligus menggarisbawahi keragaman biota di Maluku yang menjadi salah satu tempat yang menginspirasi lahirnya teori evolusi. Dahulu, karena pengamatan di wilayah Maluku, Alfred Wallace menulis surat kepada Charles Darwin yang kemudian memublikasikan The Origin of Species.

Temuan ini juga mendukung pemikiran Wallace tentang perbedaan fauna di timur dan barat wilayah Indonesia, yang dipisahkan oleh garis Wallace. H bokimekot memiliki kekhasan. Sementara kebanyakan hewan di timur Indonesia punya karakteristik Australia, spesies ini lebih menunjukkan karakteristik Asia.

Editor : Yunanto Wiji Utomo


09.18 | 0 komentar | Read More

Stephen Hawking: Manusia Bisa Hidup Abadi

Written By Unknown on Minggu, 29 September 2013 | 09.18


KOMPAS.com — Stephen Hawking mengatakan bahwa otak mampu berdiri sendiri di luar tubuh dan mendukung manusia untuk memperoleh keabadian.

"Saya pikir otak seperti sebuah program dalam pikiran, seperti komputer, jadi secara teoretis sebenarnya mungkin untuk menyalin otak ke komputer dan mendukung bentuk kehidupan setelah mati," kata Hawking seperti dikutip The Guardian, Sabtu (21/9/2013).

Namun, menurut Hawking, keabadian seperti yang diungkapkan Hawking masih di luar kapasitas manusia saat ini.

Selama ini, berdasarkan kepercayaan yang diyakini, banyak manusia memahami bahwa setelah mati, manusia akan menjadi abadi di alam yang berbeda, bertemu dengan Tuhan serta berada di surga atau neraka sesuai perbuatannya selama hidup.

Namun, Hawking menuturkan, "Saya pikir kehidupan setelah mati secara konvensional adalah dongeng untuk orang-orang yang takut pada kegelapan."

Keabadian seperti yang diungkapkan Hawking kerap disebut dengan keabadian digital. Dalam hal ini, manusia abadi tetapi tidak dalam tubuh biologisnya. Dalam keabadian digital, eksistensi manusia tak lagi tergantung pada tubuh karena tubuh bisa diupayakan.

Keabadian seperti yang dimaksud Hawking sebenarnya sudah sering dibahas, termasuk oleh Ryan Kurzweil, salah satu insinyur di Google.

Dalam Global Futures 2045 International Congress, sebuah konferensi futuristik yang digelar di Amerika Serikat pada 14-15 Juni 2013 lalu, seperti diberitakan Huffington Post pada 20 Juni 2013, Kurzweil mengungkapkan bahwa keabadian digital bisa tercapai pada tahun 2045.

Salah satu teknologi kunci yang mendukung keabadian digital adalah mind uploading atau pengunggahan pikiran ke komputer alias dunia digital.

Sementara itu, keabadian digital mungkin terjadi dan telah banyak dibicarakan, tetapi banyak pertanyaan mendasar yang belum terjawab. Misalnya, mengapa manusia harus hidup abadi? Apa manfaatnya? Apa masalahnya kalau manusia hidup lalu mati saja seperti yang dialami saat ini?

Editor : Yunanto Wiji Utomo


09.18 | 0 komentar | Read More

Fosil Penis Beri Petunjuk tentang Seks pada Beruang Purba


KOMPAS.com — Indarctos arctoides, yang berukuran serupa dengan beruang cokelat saat ini, menjelajah Perancis, Spanyol, dan Turki sekitar sepuluh sampai 4,5 juta tahun lalu. Sama seperti beruang dan mamalia lainnya, beruang purba memiliki baculum, nama ilmiah untuk tulang penis.

Bacula sendiri sangat jarang ditemukan di catatan fosil, bukan karena hanya bisa ditemukan di fosil jantan, panjang tulang tersebut membuatnya mudah patah dan dianggap sebagai tulang iga. Namun, Juan Abella, ketua tim penelitian ini, beruntung. Ia berhasil mempelajari lima bacula dari sebuah situs yang kaya akan fosil yang memiliki banyak sisa spesies mamalia purba.

Saat ia membandingkan hasil pemindaian 3D dari fosil penis dengan bacula dari delapan spesies beruang yang masih hidup, ia terkejut bahwa I.arctoides memiliki baculum terpanjang di kalangan beruang. Hewan ini memiliki rata-rata panjang tulang penis sekitar 23,3 sentimeter. Bandingkan dengan panjang rata-rata baculum beruang kutub yang hanya 16,8 sentimeter.

"Kami tidak mengira fosil bacula ini begitu besar, ia lebih panjang dibanding beruang yang masih ada saat ini, seperti beruang kodiak dan beruang kutub," kata Abella yang merupakan paleobiolog dari Museo Nacional de Ciencias Naturales, Madrid, Spanyol, lewat e-mail.

Lebih dari itu, Abella menduga bahwa baculum superpanjang itu berarti bahwa beruang memiliki durasi hubungan seksual yang lebih lama, tetapi lebih jarang dibandingkan dengan mamalia lain. Hal itu karena panjang bisa membantu penis beruang lebih kaku dan menjaga uterus betina tetap terbuka selama proses berlangsung.

Bacula yang lebih panjang juga tampaknya mendongkrak kesuburan karena, menurut studi yang dipublikasikan di jurnal PLoS ONE, penis panjang bisa memosisikan sperma lebih baik pada sistem reproduksi betina. Ini juga berarti bahwa gen baculum panjang diteruskan ke lebih banyak keturunan.

Membedah beruang purba

Blaine Schubert, paleontolog vertebrata dari East Tennessee State University yang mempelajari beruang purba, menyebutkan lewat e-mail bahwa ilmuwan sangat jarang mempelajari bacula. Bahkan, menurut Abella, studi ini merupakan kali pertamanya bacula digunakan untuk melihat perilaku pada spesies fosil purba.

Sebagian besar penelitian bacula hanya terbatas pada membuat perbandingan anatomi umum terhadap spesies yang masih ada, sebut Schubert yang tidak terlibat pada studi kali ini. "Namun, laporan ini mengambil satu langkah lebih maju," ucapnya.

Selain menyediakan deskripsi detail dan perbandingan bacula purba dengan beruang masa kini, studi baru ini juga menggunakan fosil untuk mengetahui bagaimana perilaku beruang purba. "Para peneliti melakukan hal yang luar biasa dengan memisahkan fakta nyata dari dugaan, dan juga membedah kemungkinan perilaku kawin dari beruang yang sudah lama punah." (Christine Dell'Amore/National Geographic Indonesia)

Editor : Yunanto Wiji Utomo


09.18 | 0 komentar | Read More

Setelah \"Hiu Berjalan\", Kini Halmahera Punya \"Tikus Berduri\"


KOMPAS.com — Satu lagi kekayaan biodiversitas Halmahera terungkap. Setelah beberapa waktu lalu ilmuwan mengungkap keberadaan jenis baru "hiu berjalan" di perairan wilayah tersebut, kini ilmuwan mengungkap adanya spesies baru "tikus berduri".

Spesies tikus yang kemudian disebut tikus berduri Boki Mekot, sesuai nama tempat penemuannya, itu ditemukan lewat proyek penelitian dari ilmuwan University of Copenhagen dan Museum Zoologi Bogor, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Tim membuat jebakan dengan umpan kelapa bakar dan selai kacang, ditempatkan pada batang pohon dan bukaan liang. Tim kemudian mengambil spesimen tikus serta menganalisisnya, baik secara morfologi maupun genetik.

Dengan analisis tersebut, tim menemukan spesies yang punya nama latin Halmaheramys bokimekot ini. Dalam publikasi di Zoological Journal of the Linnean Society, tim mengungkap bahwa tikus itu bukan sekadar spesies baru, melainkan juga genus baru.

"Jenis hewan pengerat ini menggarisbawahi besarnya jumlah keanekaragaman hayati yang belum diketahui di wilayah itu dan betapa penting upaya konservasinya," kata Perre-Henri Fabre, pimpinan peneliti dari Center of Macroecology, Evolution, and Climate University of Copenhagen.

"Penemuan ini menunjukkan masih banyaknya kekayaan kehidupan yang belum ditemukan, terutama dari wilayah kepulauan di Indonesia," kata Kristofer Helgen dari Smithsonian Institution seperti dikutip BBC, Jumat (20/9/2013).

Seperti namanya, tikus jenis baru yang ditemukan ini memiliki bulu-bulu yang keras menyerupai duri. Bagian punggung tubuhnya berwarna coklat dengan ujung ekor berwarna putih serta bagian perut yang kelabu terang.

Temuan ini menarik karena sekaligus menggarisbawahi keragaman biota di Maluku yang menjadi salah satu tempat yang menginspirasi lahirnya teori evolusi. Dahulu, karena pengamatan di wilayah Maluku, Alfred Wallace menulis surat kepada Charles Darwin yang kemudian memublikasikan The Origin of Species.

Temuan ini juga mendukung pemikiran Wallace tentang perbedaan fauna di timur dan barat wilayah Indonesia, yang dipisahkan oleh garis Wallace. H bokimekot memiliki kekhasan. Sementara kebanyakan hewan di timur Indonesia punya karakteristik Australia, spesies ini lebih menunjukkan karakteristik Asia.

Editor : Yunanto Wiji Utomo


09.18 | 0 komentar | Read More

Fosil Penis Beri Petunjuk tentang Seks pada Beruang Purba

Written By Unknown on Sabtu, 28 September 2013 | 09.19


KOMPAS.com — Indarctos arctoides, yang berukuran serupa dengan beruang cokelat saat ini, menjelajah Perancis, Spanyol, dan Turki sekitar sepuluh sampai 4,5 juta tahun lalu. Sama seperti beruang dan mamalia lainnya, beruang purba memiliki baculum, nama ilmiah untuk tulang penis.

Bacula sendiri sangat jarang ditemukan di catatan fosil, bukan karena hanya bisa ditemukan di fosil jantan, panjang tulang tersebut membuatnya mudah patah dan dianggap sebagai tulang iga. Namun, Juan Abella, ketua tim penelitian ini, beruntung. Ia berhasil mempelajari lima bacula dari sebuah situs yang kaya akan fosil yang memiliki banyak sisa spesies mamalia purba.

Saat ia membandingkan hasil pemindaian 3D dari fosil penis dengan bacula dari delapan spesies beruang yang masih hidup, ia terkejut bahwa I.arctoides memiliki baculum terpanjang di kalangan beruang. Hewan ini memiliki rata-rata panjang tulang penis sekitar 23,3 sentimeter. Bandingkan dengan panjang rata-rata baculum beruang kutub yang hanya 16,8 sentimeter.

"Kami tidak mengira fosil bacula ini begitu besar, ia lebih panjang dibanding beruang yang masih ada saat ini, seperti beruang kodiak dan beruang kutub," kata Abella yang merupakan paleobiolog dari Museo Nacional de Ciencias Naturales, Madrid, Spanyol, lewat e-mail.

Lebih dari itu, Abella menduga bahwa baculum superpanjang itu berarti bahwa beruang memiliki durasi hubungan seksual yang lebih lama, tetapi lebih jarang dibandingkan dengan mamalia lain. Hal itu karena panjang bisa membantu penis beruang lebih kaku dan menjaga uterus betina tetap terbuka selama proses berlangsung.

Bacula yang lebih panjang juga tampaknya mendongkrak kesuburan karena, menurut studi yang dipublikasikan di jurnal PLoS ONE, penis panjang bisa memosisikan sperma lebih baik pada sistem reproduksi betina. Ini juga berarti bahwa gen baculum panjang diteruskan ke lebih banyak keturunan.

Membedah beruang purba

Blaine Schubert, paleontolog vertebrata dari East Tennessee State University yang mempelajari beruang purba, menyebutkan lewat e-mail bahwa ilmuwan sangat jarang mempelajari bacula. Bahkan, menurut Abella, studi ini merupakan kali pertamanya bacula digunakan untuk melihat perilaku pada spesies fosil purba.

Sebagian besar penelitian bacula hanya terbatas pada membuat perbandingan anatomi umum terhadap spesies yang masih ada, sebut Schubert yang tidak terlibat pada studi kali ini. "Namun, laporan ini mengambil satu langkah lebih maju," ucapnya.

Selain menyediakan deskripsi detail dan perbandingan bacula purba dengan beruang masa kini, studi baru ini juga menggunakan fosil untuk mengetahui bagaimana perilaku beruang purba. "Para peneliti melakukan hal yang luar biasa dengan memisahkan fakta nyata dari dugaan, dan juga membedah kemungkinan perilaku kawin dari beruang yang sudah lama punah." (Christine Dell'Amore/National Geographic Indonesia)

Editor : Yunanto Wiji Utomo


09.19 | 0 komentar | Read More

Stephen Hawking: Manusia Bisa Hidup Abadi


KOMPAS.com — Stephen Hawking mengatakan bahwa otak mampu berdiri sendiri di luar tubuh dan mendukung manusia untuk memperoleh keabadian.

"Saya pikir otak seperti sebuah program dalam pikiran, seperti komputer, jadi secara teoretis sebenarnya mungkin untuk menyalin otak ke komputer dan mendukung bentuk kehidupan setelah mati," kata Hawking seperti dikutip The Guardian, Sabtu (21/9/2013).

Namun, menurut Hawking, keabadian seperti yang diungkapkan Hawking masih di luar kapasitas manusia saat ini.

Selama ini, berdasarkan kepercayaan yang diyakini, banyak manusia memahami bahwa setelah mati, manusia akan menjadi abadi di alam yang berbeda, bertemu dengan Tuhan serta berada di surga atau neraka sesuai perbuatannya selama hidup.

Namun, Hawking menuturkan, "Saya pikir kehidupan setelah mati secara konvensional adalah dongeng untuk orang-orang yang takut pada kegelapan."

Keabadian seperti yang diungkapkan Hawking kerap disebut dengan keabadian digital. Dalam hal ini, manusia abadi tetapi tidak dalam tubuh biologisnya. Dalam keabadian digital, eksistensi manusia tak lagi tergantung pada tubuh karena tubuh bisa diupayakan.

Keabadian seperti yang dimaksud Hawking sebenarnya sudah sering dibahas, termasuk oleh Ryan Kurzweil, salah satu insinyur di Google.

Dalam Global Futures 2045 International Congress, sebuah konferensi futuristik yang digelar di Amerika Serikat pada 14-15 Juni 2013 lalu, seperti diberitakan Huffington Post pada 20 Juni 2013, Kurzweil mengungkapkan bahwa keabadian digital bisa tercapai pada tahun 2045.

Salah satu teknologi kunci yang mendukung keabadian digital adalah mind uploading atau pengunggahan pikiran ke komputer alias dunia digital.

Sementara itu, keabadian digital mungkin terjadi dan telah banyak dibicarakan, tetapi banyak pertanyaan mendasar yang belum terjawab. Misalnya, mengapa manusia harus hidup abadi? Apa manfaatnya? Apa masalahnya kalau manusia hidup lalu mati saja seperti yang dialami saat ini?

Editor : Yunanto Wiji Utomo


09.19 | 0 komentar | Read More

Setelah \"Hiu Berjalan\", Kini Halmahera Punya \"Tikus Berduri\"


KOMPAS.com — Satu lagi kekayaan biodiversitas Halmahera terungkap. Setelah beberapa waktu lalu ilmuwan mengungkap keberadaan jenis baru "hiu berjalan" di perairan wilayah tersebut, kini ilmuwan mengungkap adanya spesies baru "tikus berduri".

Spesies tikus yang kemudian disebut tikus berduri Boki Mekot, sesuai nama tempat penemuannya, itu ditemukan lewat proyek penelitian dari ilmuwan University of Copenhagen dan Museum Zoologi Bogor, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Tim membuat jebakan dengan umpan kelapa bakar dan selai kacang, ditempatkan pada batang pohon dan bukaan liang. Tim kemudian mengambil spesimen tikus serta menganalisisnya, baik secara morfologi maupun genetik.

Dengan analisis tersebut, tim menemukan spesies yang punya nama latin Halmaheramys bokimekot ini. Dalam publikasi di Zoological Journal of the Linnean Society, tim mengungkap bahwa tikus itu bukan sekadar spesies baru, melainkan juga genus baru.

"Jenis hewan pengerat ini menggarisbawahi besarnya jumlah keanekaragaman hayati yang belum diketahui di wilayah itu dan betapa penting upaya konservasinya," kata Perre-Henri Fabre, pimpinan peneliti dari Center of Macroecology, Evolution, and Climate University of Copenhagen.

"Penemuan ini menunjukkan masih banyaknya kekayaan kehidupan yang belum ditemukan, terutama dari wilayah kepulauan di Indonesia," kata Kristofer Helgen dari Smithsonian Institution seperti dikutip BBC, Jumat (20/9/2013).

Seperti namanya, tikus jenis baru yang ditemukan ini memiliki bulu-bulu yang keras menyerupai duri. Bagian punggung tubuhnya berwarna coklat dengan ujung ekor berwarna putih serta bagian perut yang kelabu terang.

Temuan ini menarik karena sekaligus menggarisbawahi keragaman biota di Maluku yang menjadi salah satu tempat yang menginspirasi lahirnya teori evolusi. Dahulu, karena pengamatan di wilayah Maluku, Alfred Wallace menulis surat kepada Charles Darwin yang kemudian memublikasikan The Origin of Species.

Temuan ini juga mendukung pemikiran Wallace tentang perbedaan fauna di timur dan barat wilayah Indonesia, yang dipisahkan oleh garis Wallace. H bokimekot memiliki kekhasan. Sementara kebanyakan hewan di timur Indonesia punya karakteristik Australia, spesies ini lebih menunjukkan karakteristik Asia.

Editor : Yunanto Wiji Utomo


09.19 | 0 komentar | Read More

Setelah \"Hiu Berjalan\", Kini Halmahera Punya \"Tikus Berduri\"

Written By Unknown on Jumat, 27 September 2013 | 09.18


KOMPAS.com — Satu lagi kekayaan biodiversitas Halmahera terungkap. Setelah beberapa waktu lalu ilmuwan mengungkap keberadaan jenis baru "hiu berjalan" di perairan wilayah tersebut, kini ilmuwan mengungkap adanya spesies baru "tikus berduri".

Spesies tikus yang kemudian disebut tikus berduri Boki Mekot, sesuai nama tempat penemuannya, itu ditemukan lewat proyek penelitian dari ilmuwan University of Copenhagen dan Museum Zoologi Bogor, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Tim membuat jebakan dengan umpan kelapa bakar dan selai kacang, ditempatkan pada batang pohon dan bukaan liang. Tim kemudian mengambil spesimen tikus serta menganalisisnya, baik secara morfologi maupun genetik.

Dengan analisis tersebut, tim menemukan spesies yang punya nama latin Halmaheramys bokimekot ini. Dalam publikasi di Zoological Journal of the Linnean Society, tim mengungkap bahwa tikus itu bukan sekadar spesies baru, melainkan juga genus baru.

"Jenis hewan pengerat ini menggarisbawahi besarnya jumlah keanekaragaman hayati yang belum diketahui di wilayah itu dan betapa penting upaya konservasinya," kata Perre-Henri Fabre, pimpinan peneliti dari Center of Macroecology, Evolution, and Climate University of Copenhagen.

"Penemuan ini menunjukkan masih banyaknya kekayaan kehidupan yang belum ditemukan, terutama dari wilayah kepulauan di Indonesia," kata Kristofer Helgen dari Smithsonian Institution seperti dikutip BBC, Jumat (20/9/2013).

Seperti namanya, tikus jenis baru yang ditemukan ini memiliki bulu-bulu yang keras menyerupai duri. Bagian punggung tubuhnya berwarna coklat dengan ujung ekor berwarna putih serta bagian perut yang kelabu terang.

Temuan ini menarik karena sekaligus menggarisbawahi keragaman biota di Maluku yang menjadi salah satu tempat yang menginspirasi lahirnya teori evolusi. Dahulu, karena pengamatan di wilayah Maluku, Alfred Wallace menulis surat kepada Charles Darwin yang kemudian memublikasikan The Origin of Species.

Temuan ini juga mendukung pemikiran Wallace tentang perbedaan fauna di timur dan barat wilayah Indonesia, yang dipisahkan oleh garis Wallace. H bokimekot memiliki kekhasan. Sementara kebanyakan hewan di timur Indonesia punya karakteristik Australia, spesies ini lebih menunjukkan karakteristik Asia.

Editor : Yunanto Wiji Utomo


09.18 | 0 komentar | Read More

Stephen Hawking: Manusia Bisa Hidup Abadi


KOMPAS.com — Stephen Hawking mengatakan bahwa otak mampu berdiri sendiri di luar tubuh dan mendukung manusia untuk memperoleh keabadian.

"Saya pikir otak seperti sebuah program dalam pikiran, seperti komputer, jadi secara teoretis sebenarnya mungkin untuk menyalin otak ke komputer dan mendukung bentuk kehidupan setelah mati," kata Hawking seperti dikutip The Guardian, Sabtu (21/9/2013).

Namun, menurut Hawking, keabadian seperti yang diungkapkan Hawking masih di luar kapasitas manusia saat ini.

Selama ini, berdasarkan kepercayaan yang diyakini, banyak manusia memahami bahwa setelah mati, manusia akan menjadi abadi di alam yang berbeda, bertemu dengan Tuhan serta berada di surga atau neraka sesuai perbuatannya selama hidup.

Namun, Hawking menuturkan, "Saya pikir kehidupan setelah mati secara konvensional adalah dongeng untuk orang-orang yang takut pada kegelapan."

Keabadian seperti yang diungkapkan Hawking kerap disebut dengan keabadian digital. Dalam hal ini, manusia abadi tetapi tidak dalam tubuh biologisnya. Dalam keabadian digital, eksistensi manusia tak lagi tergantung pada tubuh karena tubuh bisa diupayakan.

Keabadian seperti yang dimaksud Hawking sebenarnya sudah sering dibahas, termasuk oleh Ryan Kurzweil, salah satu insinyur di Google.

Dalam Global Futures 2045 International Congress, sebuah konferensi futuristik yang digelar di Amerika Serikat pada 14-15 Juni 2013 lalu, seperti diberitakan Huffington Post pada 20 Juni 2013, Kurzweil mengungkapkan bahwa keabadian digital bisa tercapai pada tahun 2045.

Salah satu teknologi kunci yang mendukung keabadian digital adalah mind uploading atau pengunggahan pikiran ke komputer alias dunia digital.

Sementara itu, keabadian digital mungkin terjadi dan telah banyak dibicarakan, tetapi banyak pertanyaan mendasar yang belum terjawab. Misalnya, mengapa manusia harus hidup abadi? Apa manfaatnya? Apa masalahnya kalau manusia hidup lalu mati saja seperti yang dialami saat ini?

Editor : Yunanto Wiji Utomo


09.18 | 0 komentar | Read More

Fosil Penis Beri Petunjuk tentang Seks pada Beruang Purba


KOMPAS.com — Indarctos arctoides, yang berukuran serupa dengan beruang cokelat saat ini, menjelajah Perancis, Spanyol, dan Turki sekitar sepuluh sampai 4,5 juta tahun lalu. Sama seperti beruang dan mamalia lainnya, beruang purba memiliki baculum, nama ilmiah untuk tulang penis.

Bacula sendiri sangat jarang ditemukan di catatan fosil, bukan karena hanya bisa ditemukan di fosil jantan, panjang tulang tersebut membuatnya mudah patah dan dianggap sebagai tulang iga. Namun, Juan Abella, ketua tim penelitian ini, beruntung. Ia berhasil mempelajari lima bacula dari sebuah situs yang kaya akan fosil yang memiliki banyak sisa spesies mamalia purba.

Saat ia membandingkan hasil pemindaian 3D dari fosil penis dengan bacula dari delapan spesies beruang yang masih hidup, ia terkejut bahwa I.arctoides memiliki baculum terpanjang di kalangan beruang. Hewan ini memiliki rata-rata panjang tulang penis sekitar 23,3 sentimeter. Bandingkan dengan panjang rata-rata baculum beruang kutub yang hanya 16,8 sentimeter.

"Kami tidak mengira fosil bacula ini begitu besar, ia lebih panjang dibanding beruang yang masih ada saat ini, seperti beruang kodiak dan beruang kutub," kata Abella yang merupakan paleobiolog dari Museo Nacional de Ciencias Naturales, Madrid, Spanyol, lewat e-mail.

Lebih dari itu, Abella menduga bahwa baculum superpanjang itu berarti bahwa beruang memiliki durasi hubungan seksual yang lebih lama, tetapi lebih jarang dibandingkan dengan mamalia lain. Hal itu karena panjang bisa membantu penis beruang lebih kaku dan menjaga uterus betina tetap terbuka selama proses berlangsung.

Bacula yang lebih panjang juga tampaknya mendongkrak kesuburan karena, menurut studi yang dipublikasikan di jurnal PLoS ONE, penis panjang bisa memosisikan sperma lebih baik pada sistem reproduksi betina. Ini juga berarti bahwa gen baculum panjang diteruskan ke lebih banyak keturunan.

Membedah beruang purba

Blaine Schubert, paleontolog vertebrata dari East Tennessee State University yang mempelajari beruang purba, menyebutkan lewat e-mail bahwa ilmuwan sangat jarang mempelajari bacula. Bahkan, menurut Abella, studi ini merupakan kali pertamanya bacula digunakan untuk melihat perilaku pada spesies fosil purba.

Sebagian besar penelitian bacula hanya terbatas pada membuat perbandingan anatomi umum terhadap spesies yang masih ada, sebut Schubert yang tidak terlibat pada studi kali ini. "Namun, laporan ini mengambil satu langkah lebih maju," ucapnya.

Selain menyediakan deskripsi detail dan perbandingan bacula purba dengan beruang masa kini, studi baru ini juga menggunakan fosil untuk mengetahui bagaimana perilaku beruang purba. "Para peneliti melakukan hal yang luar biasa dengan memisahkan fakta nyata dari dugaan, dan juga membedah kemungkinan perilaku kawin dari beruang yang sudah lama punah." (Christine Dell'Amore/National Geographic Indonesia)

Editor : Yunanto Wiji Utomo


09.18 | 0 komentar | Read More

Fosil Penis Beri Petunjuk tentang Seks pada Beruang Purba

Written By Unknown on Rabu, 25 September 2013 | 09.18


KOMPAS.com — Indarctos arctoides, yang berukuran serupa dengan beruang cokelat saat ini, menjelajah Perancis, Spanyol, dan Turki sekitar sepuluh sampai 4,5 juta tahun lalu. Sama seperti beruang dan mamalia lainnya, beruang purba memiliki baculum, nama ilmiah untuk tulang penis.

Bacula sendiri sangat jarang ditemukan di catatan fosil, bukan karena hanya bisa ditemukan di fosil jantan, panjang tulang tersebut membuatnya mudah patah dan dianggap sebagai tulang iga. Namun, Juan Abella, ketua tim penelitian ini, beruntung. Ia berhasil mempelajari lima bacula dari sebuah situs yang kaya akan fosil yang memiliki banyak sisa spesies mamalia purba.

Saat ia membandingkan hasil pemindaian 3D dari fosil penis dengan bacula dari delapan spesies beruang yang masih hidup, ia terkejut bahwa I.arctoides memiliki baculum terpanjang di kalangan beruang. Hewan ini memiliki rata-rata panjang tulang penis sekitar 23,3 sentimeter. Bandingkan dengan panjang rata-rata baculum beruang kutub yang hanya 16,8 sentimeter.

"Kami tidak mengira fosil bacula ini begitu besar, ia lebih panjang dibanding beruang yang masih ada saat ini, seperti beruang kodiak dan beruang kutub," kata Abella yang merupakan paleobiolog dari Museo Nacional de Ciencias Naturales, Madrid, Spanyol, lewat e-mail.

Lebih dari itu, Abella menduga bahwa baculum superpanjang itu berarti bahwa beruang memiliki durasi hubungan seksual yang lebih lama, tetapi lebih jarang dibandingkan dengan mamalia lain. Hal itu karena panjang bisa membantu penis beruang lebih kaku dan menjaga uterus betina tetap terbuka selama proses berlangsung.

Bacula yang lebih panjang juga tampaknya mendongkrak kesuburan karena, menurut studi yang dipublikasikan di jurnal PLoS ONE, penis panjang bisa memosisikan sperma lebih baik pada sistem reproduksi betina. Ini juga berarti bahwa gen baculum panjang diteruskan ke lebih banyak keturunan.

Membedah beruang purba

Blaine Schubert, paleontolog vertebrata dari East Tennessee State University yang mempelajari beruang purba, menyebutkan lewat e-mail bahwa ilmuwan sangat jarang mempelajari bacula. Bahkan, menurut Abella, studi ini merupakan kali pertamanya bacula digunakan untuk melihat perilaku pada spesies fosil purba.

Sebagian besar penelitian bacula hanya terbatas pada membuat perbandingan anatomi umum terhadap spesies yang masih ada, sebut Schubert yang tidak terlibat pada studi kali ini. "Namun, laporan ini mengambil satu langkah lebih maju," ucapnya.

Selain menyediakan deskripsi detail dan perbandingan bacula purba dengan beruang masa kini, studi baru ini juga menggunakan fosil untuk mengetahui bagaimana perilaku beruang purba. "Para peneliti melakukan hal yang luar biasa dengan memisahkan fakta nyata dari dugaan, dan juga membedah kemungkinan perilaku kawin dari beruang yang sudah lama punah." (Christine Dell'Amore/National Geographic Indonesia)

Editor : Yunanto Wiji Utomo


09.18 | 0 komentar | Read More

Stephen Hawking: Manusia Bisa Hidup Abadi


KOMPAS.com — Stephen Hawking mengatakan bahwa otak mampu berdiri sendiri di luar tubuh dan mendukung manusia untuk memperoleh keabadian.

"Saya pikir otak seperti sebuah program dalam pikiran, seperti komputer, jadi secara teoretis sebenarnya mungkin untuk menyalin otak ke komputer dan mendukung bentuk kehidupan setelah mati," kata Hawking seperti dikutip The Guardian, Sabtu (21/9/2013).

Namun, menurut Hawking, keabadian seperti yang diungkapkan Hawking masih di luar kapasitas manusia saat ini.

Selama ini, berdasarkan kepercayaan yang diyakini, banyak manusia memahami bahwa setelah mati, manusia akan menjadi abadi di alam yang berbeda, bertemu dengan Tuhan serta berada di surga atau neraka sesuai perbuatannya selama hidup.

Namun, Hawking menuturkan, "Saya pikir kehidupan setelah mati secara konvensional adalah dongeng untuk orang-orang yang takut pada kegelapan."

Keabadian seperti yang diungkapkan Hawking kerap disebut dengan keabadian digital. Dalam hal ini, manusia abadi tetapi tidak dalam tubuh biologisnya. Dalam keabadian digital, eksistensi manusia tak lagi tergantung pada tubuh karena tubuh bisa diupayakan.

Keabadian seperti yang dimaksud Hawking sebenarnya sudah sering dibahas, termasuk oleh Ryan Kurzweil, salah satu insinyur di Google.

Dalam Global Futures 2045 International Congress, sebuah konferensi futuristik yang digelar di Amerika Serikat pada 14-15 Juni 2013 lalu, seperti diberitakan Huffington Post pada 20 Juni 2013, Kurzweil mengungkapkan bahwa keabadian digital bisa tercapai pada tahun 2045.

Salah satu teknologi kunci yang mendukung keabadian digital adalah mind uploading atau pengunggahan pikiran ke komputer alias dunia digital.

Sementara itu, keabadian digital mungkin terjadi dan telah banyak dibicarakan, tetapi banyak pertanyaan mendasar yang belum terjawab. Misalnya, mengapa manusia harus hidup abadi? Apa manfaatnya? Apa masalahnya kalau manusia hidup lalu mati saja seperti yang dialami saat ini?

Editor : Yunanto Wiji Utomo


09.18 | 0 komentar | Read More

Setelah \"Hiu Berjalan\", Kini Halmahera Punya \"Tikus Berduri\"


KOMPAS.com — Satu lagi kekayaan biodiversitas Halmahera terungkap. Setelah beberapa waktu lalu ilmuwan mengungkap keberadaan jenis baru "hiu berjalan" di perairan wilayah tersebut, kini ilmuwan mengungkap adanya spesies baru "tikus berduri".

Spesies tikus yang kemudian disebut tikus berduri Boki Mekot, sesuai nama tempat penemuannya, itu ditemukan lewat proyek penelitian dari ilmuwan University of Copenhagen dan Museum Zoologi Bogor, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Tim membuat jebakan dengan umpan kelapa bakar dan selai kacang, ditempatkan pada batang pohon dan bukaan liang. Tim kemudian mengambil spesimen tikus serta menganalisisnya, baik secara morfologi maupun genetik.

Dengan analisis tersebut, tim menemukan spesies yang punya nama latin Halmaheramys bokimekot ini. Dalam publikasi di Zoological Journal of the Linnean Society, tim mengungkap bahwa tikus itu bukan sekadar spesies baru, melainkan juga genus baru.

"Jenis hewan pengerat ini menggarisbawahi besarnya jumlah keanekaragaman hayati yang belum diketahui di wilayah itu dan betapa penting upaya konservasinya," kata Perre-Henri Fabre, pimpinan peneliti dari Center of Macroecology, Evolution, and Climate University of Copenhagen.

"Penemuan ini menunjukkan masih banyaknya kekayaan kehidupan yang belum ditemukan, terutama dari wilayah kepulauan di Indonesia," kata Kristofer Helgen dari Smithsonian Institution seperti dikutip BBC, Jumat (20/9/2013).

Seperti namanya, tikus jenis baru yang ditemukan ini memiliki bulu-bulu yang keras menyerupai duri. Bagian punggung tubuhnya berwarna coklat dengan ujung ekor berwarna putih serta bagian perut yang kelabu terang.

Temuan ini menarik karena sekaligus menggarisbawahi keragaman biota di Maluku yang menjadi salah satu tempat yang menginspirasi lahirnya teori evolusi. Dahulu, karena pengamatan di wilayah Maluku, Alfred Wallace menulis surat kepada Charles Darwin yang kemudian memublikasikan The Origin of Species.

Temuan ini juga mendukung pemikiran Wallace tentang perbedaan fauna di timur dan barat wilayah Indonesia, yang dipisahkan oleh garis Wallace. H bokimekot memiliki kekhasan. Sementara kebanyakan hewan di timur Indonesia punya karakteristik Australia, spesies ini lebih menunjukkan karakteristik Asia.

Editor : Yunanto Wiji Utomo


09.18 | 0 komentar | Read More

Otak Manusia Paling Aneh yang Pernah Dijumpai

Written By Unknown on Minggu, 22 September 2013 | 09.18


KOMPAS.com
— Lihatlah otak di atas! Otak manusia dewasa itu berbeda dengan otak manusia pada umumnya, tidak memiliki tonjolan dan lipatan yang menjadi karakteristik umum otak manusia.

New Scientist, Selasa (17/9/2013), mewartakan bahwa otak itu adalah milik seseorang yang tinggal di wilayah yang kini merupakan North Texas State University. Seseorang itu, yang tak secara gamblang dinyatakan jenis kelaminnya, meninggal tahun 1970.

Otak itu kini menjadi salah satu koleksi di University of Texas, Austin, Amerika Serikat. Otak disimpan dalam sebuah guci, diberi nomor seri, tetapi microfilm yang menyimpan rekam medis pemilik otak tersebut hilang.

Fotografer Adam Voorhes menghabiskan waktu setahun untuk menggali informasi tentang otak itu dan sekitar 100 otak lain koleksi University of Texas, Austin.

Diketahui, pada guci tempat menyimpan otak itu terdapat keterangan bahwa pemiliknya mengalami agyria, tidak memiliki gyri dan sulci atau tonjolan dan lipatan yang umumnya terdapat pada bagian cerebral cortex yang normal.

Kondisi langka tersebut disebut juga lissencephaly. Seseorang yang mengalami kondisi itu biasanya meninggal sebelum usia 10 tahun. Biasanya, penderita kelainan itu mengalami kekejangan dan kesulitan dalam mempelajari sesuatu.

David Dexter dari Brain Bank di Imperial College London mengatakan bahwa dirinya tak pernah melihat otak seperti yang dipotret Voorhes.

"Kita memang mengetahui adanya otak di mana bagian suci hilang, tetapi tak ada lagi yang bisa dijelaskan lebih jauh tentang otak ini," katanya.

Meskipun demikian, ia tak heran jika pemilik otak ini bisa bertahan hingga usia dewasa karena otak memang sangat adaptif. Namun, Dexter menduga bahwa kelainan otak itu tetap memiliki efek buruk.

Awal tahun 2013, University of Texas melakukan pemindaian dengan magnetic resonance imaging (MRI) pada otak ini. Walau beberapa informasi tentang otak ini didapatkan, tetapi informasi tentang individu pemiliknya sepertinya akan sulit ditemukan alias hilang selamanya.

Editor : Yunanto Wiji Utomo


09.18 | 0 komentar | Read More

Kalbe Junior Science Fair Akan Pamerkan Inovasi Sains Anak Bangsa


JAKARTA, KOMPAS.com- Kalbe Farma bersama PT Pembangunan Jaya Ancol akan menggelar festival sains bertajuk Kalbe Junior Science Fair. Pameran sains anak terbesar yang akan digelar mulai Jumat (20/9/2013) besok hingga Minggu (22/9/2013) itu akan memamerkan karya terbaik anak bangsa dalam bidang sains.

Karya-karya yang akan dipamerkan adalah inovasi peserta Kalbe Junior Science Award yang diadakan sejak April 2013 lalu sebagai bagian dari Kalbe Junior Science Fair.

Sejumlah 655 karya anak dari 19 provinsi terkumpul lewat ajang tersebut. Kini, telah terpilih sembilan karya anak bangsa terbaik.

"Sembilan karya terbaik itu bisa disaksikan di Kalbe Junior Science Fair," kata Widjanarko Loka Djaja, Direktur Sales and Marketing Kalbe Farma sekaligus Ketua Kalbe Junior Science Fair dalam konferensi pers beberapa waktu lalu.

Widjanarko mengatakan, Kalbe Junior Science Award bertujuan memberikan kesempatan bagi anak untuk berkreasi. Setiap tahun, animo anak Indonesia untuk mengikuti ajang ini semakin meningkat.

Kalbe Junior Science Fair sendiri telah memasuki penyelenggaraan ketiga kali pada tahun ini. Setelah tahun lalu mengangkat tema antariksa, tahun ini pameran akan mengangkat tema maritim. Lewat pameran tersebut, Winarto, Direktur Rekreasi PT Pembangunan Jaya Ancol mengatakan, mengharapkan, ketertarikan anak pada sains meningkat.

Editor : Caroline Damanik


09.18 | 0 komentar | Read More

Yuk Datang ke Pameran Sains Anak di Ancol!


JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah punya acara untuk akhir minggu ini? Jika belum, Kalbe Junior Science Fair yang dibuka gratis untuk publik mulai Jumat (20/9/2013) di Ancol bisa jadi pilihan.

Ada beberapa hal yang bisa disaksikan di pameran tersebut. Pertama, ada karya anak-anak Indonesia dari 19 provinsi yang akan dipamerkan.

Karya tersebut merupakan sembilan karya terbaik Kalbe Junior Science Award yang digelar pada April 2013 lalu. Karya terpilih sebagai yang terbaik dari 655 karya.

Selain karya itu, ada juga wahana Kalbe City yang akan mengusung konsep bawah laut, sesuai tema Kalbe Junior Science Fair tahun ini, maritim. Wahana itu akan menyuguhkan beragam inovasi dalam dunia kesehatan, terutama berkaitan dengan bisnis PT Kalbe Farma sebagai perusahaan kesehatan.

Anak-anak yang datang juga bisa mengikuti Kalbe Junior Science Competition. Ada kompetisi matematika, komputer, dan robotik yang bisa diikuti. Kompetisi ditargetkan bisa menjaring 3000 peserta. Selain itu, terdapat wahana lain juga seperti dari PP-IPTEK Taman Mini Indonesia Indah. Jangan takut kehabisan kesempatan untuk masuk. Kalbe Junior Science Fair ditargetkan mampu menjaring 75.000 pengunjung. Jadi, terbuka kesempatan lebar. Pameran sendiri akan berlangsung di Econvention Ancol mulai pukul 09.00 hingga 18.00 WIB.

Editor : Caroline Damanik


09.18 | 0 komentar | Read More

Otak Manusia Paling Aneh yang Pernah Dijumpai

Written By Unknown on Sabtu, 21 September 2013 | 09.18


KOMPAS.com
— Lihatlah otak di atas! Otak manusia dewasa itu berbeda dengan otak manusia pada umumnya, tidak memiliki tonjolan dan lipatan yang menjadi karakteristik umum otak manusia.

New Scientist, Selasa (17/9/2013), mewartakan bahwa otak itu adalah milik seseorang yang tinggal di wilayah yang kini merupakan North Texas State University. Seseorang itu, yang tak secara gamblang dinyatakan jenis kelaminnya, meninggal tahun 1970.

Otak itu kini menjadi salah satu koleksi di University of Texas, Austin, Amerika Serikat. Otak disimpan dalam sebuah guci, diberi nomor seri, tetapi microfilm yang menyimpan rekam medis pemilik otak tersebut hilang.

Fotografer Adam Voorhes menghabiskan waktu setahun untuk menggali informasi tentang otak itu dan sekitar 100 otak lain koleksi University of Texas, Austin.

Diketahui, pada guci tempat menyimpan otak itu terdapat keterangan bahwa pemiliknya mengalami agyria, tidak memiliki gyri dan sulci atau tonjolan dan lipatan yang umumnya terdapat pada bagian cerebral cortex yang normal.

Kondisi langka tersebut disebut juga lissencephaly. Seseorang yang mengalami kondisi itu biasanya meninggal sebelum usia 10 tahun. Biasanya, penderita kelainan itu mengalami kekejangan dan kesulitan dalam mempelajari sesuatu.

David Dexter dari Brain Bank di Imperial College London mengatakan bahwa dirinya tak pernah melihat otak seperti yang dipotret Voorhes.

"Kita memang mengetahui adanya otak di mana bagian suci hilang, tetapi tak ada lagi yang bisa dijelaskan lebih jauh tentang otak ini," katanya.

Meskipun demikian, ia tak heran jika pemilik otak ini bisa bertahan hingga usia dewasa karena otak memang sangat adaptif. Namun, Dexter menduga bahwa kelainan otak itu tetap memiliki efek buruk.

Awal tahun 2013, University of Texas melakukan pemindaian dengan magnetic resonance imaging (MRI) pada otak ini. Walau beberapa informasi tentang otak ini didapatkan, tetapi informasi tentang individu pemiliknya sepertinya akan sulit ditemukan alias hilang selamanya.

Editor : Yunanto Wiji Utomo


09.18 | 0 komentar | Read More

Kalbe Junior Science Fair Akan Pamerkan Inovasi Sains Anak Bangsa


JAKARTA, KOMPAS.com- Kalbe Farma bersama PT Pembangunan Jaya Ancol akan menggelar festival sains bertajuk Kalbe Junior Science Fair. Pameran sains anak terbesar yang akan digelar mulai Jumat (20/9/2013) besok hingga Minggu (22/9/2013) itu akan memamerkan karya terbaik anak bangsa dalam bidang sains.

Karya-karya yang akan dipamerkan adalah inovasi peserta Kalbe Junior Science Award yang diadakan sejak April 2013 lalu sebagai bagian dari Kalbe Junior Science Fair.

Sejumlah 655 karya anak dari 19 provinsi terkumpul lewat ajang tersebut. Kini, telah terpilih sembilan karya anak bangsa terbaik.

"Sembilan karya terbaik itu bisa disaksikan di Kalbe Junior Science Fair," kata Widjanarko Loka Djaja, Direktur Sales and Marketing Kalbe Farma sekaligus Ketua Kalbe Junior Science Fair dalam konferensi pers beberapa waktu lalu.

Widjanarko mengatakan, Kalbe Junior Science Award bertujuan memberikan kesempatan bagi anak untuk berkreasi. Setiap tahun, animo anak Indonesia untuk mengikuti ajang ini semakin meningkat.

Kalbe Junior Science Fair sendiri telah memasuki penyelenggaraan ketiga kali pada tahun ini. Setelah tahun lalu mengangkat tema antariksa, tahun ini pameran akan mengangkat tema maritim. Lewat pameran tersebut, Winarto, Direktur Rekreasi PT Pembangunan Jaya Ancol mengatakan, mengharapkan, ketertarikan anak pada sains meningkat.

Editor : Caroline Damanik


09.18 | 0 komentar | Read More

Yuk Datang ke Pameran Sains Anak di Ancol!


JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah punya acara untuk akhir minggu ini? Jika belum, Kalbe Junior Science Fair yang dibuka gratis untuk publik mulai Jumat (20/9/2013) di Ancol bisa jadi pilihan.

Ada beberapa hal yang bisa disaksikan di pameran tersebut. Pertama, ada karya anak-anak Indonesia dari 19 provinsi yang akan dipamerkan.

Karya tersebut merupakan sembilan karya terbaik Kalbe Junior Science Award yang digelar pada April 2013 lalu. Karya terpilih sebagai yang terbaik dari 655 karya.

Selain karya itu, ada juga wahana Kalbe City yang akan mengusung konsep bawah laut, sesuai tema Kalbe Junior Science Fair tahun ini, maritim. Wahana itu akan menyuguhkan beragam inovasi dalam dunia kesehatan, terutama berkaitan dengan bisnis PT Kalbe Farma sebagai perusahaan kesehatan.

Anak-anak yang datang juga bisa mengikuti Kalbe Junior Science Competition. Ada kompetisi matematika, komputer, dan robotik yang bisa diikuti. Kompetisi ditargetkan bisa menjaring 3000 peserta. Selain itu, terdapat wahana lain juga seperti dari PP-IPTEK Taman Mini Indonesia Indah. Jangan takut kehabisan kesempatan untuk masuk. Kalbe Junior Science Fair ditargetkan mampu menjaring 75.000 pengunjung. Jadi, terbuka kesempatan lebar. Pameran sendiri akan berlangsung di Econvention Ancol mulai pukul 09.00 hingga 18.00 WIB.

Editor : Caroline Damanik


09.18 | 0 komentar | Read More

Otak Manusia Paling Aneh yang Pernah Dijumpai

Written By Unknown on Jumat, 20 September 2013 | 09.18


KOMPAS.com
— Lihatlah otak di atas! Otak manusia dewasa itu berbeda dengan otak manusia pada umumnya, tidak memiliki tonjolan dan lipatan yang menjadi karakteristik umum otak manusia.

New Scientist, Selasa (17/9/2013), mewartakan bahwa otak itu adalah milik seseorang yang tinggal di wilayah yang kini merupakan North Texas State University. Seseorang itu, yang tak secara gamblang dinyatakan jenis kelaminnya, meninggal tahun 1970.

Otak itu kini menjadi salah satu koleksi di University of Texas, Austin, Amerika Serikat. Otak disimpan dalam sebuah guci, diberi nomor seri, tetapi microfilm yang menyimpan rekam medis pemilik otak tersebut hilang.

Fotografer Adam Voorhes menghabiskan waktu setahun untuk menggali informasi tentang otak itu dan sekitar 100 otak lain koleksi University of Texas, Austin.

Diketahui, pada guci tempat menyimpan otak itu terdapat keterangan bahwa pemiliknya mengalami agyria, tidak memiliki gyri dan sulci atau tonjolan dan lipatan yang umumnya terdapat pada bagian cerebral cortex yang normal.

Kondisi langka tersebut disebut juga lissencephaly. Seseorang yang mengalami kondisi itu biasanya meninggal sebelum usia 10 tahun. Biasanya, penderita kelainan itu mengalami kekejangan dan kesulitan dalam mempelajari sesuatu.

David Dexter dari Brain Bank di Imperial College London mengatakan bahwa dirinya tak pernah melihat otak seperti yang dipotret Voorhes.

"Kita memang mengetahui adanya otak di mana bagian suci hilang, tetapi tak ada lagi yang bisa dijelaskan lebih jauh tentang otak ini," katanya.

Meskipun demikian, ia tak heran jika pemilik otak ini bisa bertahan hingga usia dewasa karena otak memang sangat adaptif. Namun, Dexter menduga bahwa kelainan otak itu tetap memiliki efek buruk.

Awal tahun 2013, University of Texas melakukan pemindaian dengan magnetic resonance imaging (MRI) pada otak ini. Walau beberapa informasi tentang otak ini didapatkan, tetapi informasi tentang individu pemiliknya sepertinya akan sulit ditemukan alias hilang selamanya.

Editor : Yunanto Wiji Utomo


09.18 | 0 komentar | Read More

Kalbe Junior Science Fair Akan Pamerkan Inovasi Sains Anak Bangsa


JAKARTA, KOMPAS.com- Kalbe Farma bersama PT Pembangunan Jaya Ancol akan menggelar festival sains bertajuk Kalbe Junior Science Fair. Pameran sains anak terbesar yang akan digelar mulai Jumat (20/9/2013) besok hingga Minggu (22/9/2013) itu akan memamerkan karya terbaik anak bangsa dalam bidang sains.

Karya-karya yang akan dipamerkan adalah inovasi peserta Kalbe Junior Science Award yang diadakan sejak April 2013 lalu sebagai bagian dari Kalbe Junior Science Fair.

Sejumlah 655 karya anak dari 19 provinsi terkumpul lewat ajang tersebut. Kini, telah terpilih sembilan karya anak bangsa terbaik.

"Sembilan karya terbaik itu bisa disaksikan di Kalbe Junior Science Fair," kata Widjanarko Loka Djaja, Direktur Sales and Marketing Kalbe Farma sekaligus Ketua Kalbe Junior Science Fair dalam konferensi pers beberapa waktu lalu.

Widjanarko mengatakan, Kalbe Junior Science Award bertujuan memberikan kesempatan bagi anak untuk berkreasi. Setiap tahun, animo anak Indonesia untuk mengikuti ajang ini semakin meningkat.

Kalbe Junior Science Fair sendiri telah memasuki penyelenggaraan ketiga kali pada tahun ini. Setelah tahun lalu mengangkat tema antariksa, tahun ini pameran akan mengangkat tema maritim. Lewat pameran tersebut, Winarto, Direktur Rekreasi PT Pembangunan Jaya Ancol mengatakan, mengharapkan, ketertarikan anak pada sains meningkat.

Editor : Caroline Damanik


09.18 | 0 komentar | Read More

Yuk Datang ke Pameran Sains Anak di Ancol!


JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah punya acara untuk akhir minggu ini? Jika belum, Kalbe Junior Science Fair yang dibuka gratis untuk publik mulai Jumat (20/9/2013) di Ancol bisa jadi pilihan.

Ada beberapa hal yang bisa disaksikan di pameran tersebut. Pertama, ada karya anak-anak Indonesia dari 19 provinsi yang akan dipamerkan.

Karya tersebut merupakan sembilan karya terbaik Kalbe Junior Science Award yang digelar pada April 2013 lalu. Karya terpilih sebagai yang terbaik dari 655 karya.

Selain karya itu, ada juga wahana Kalbe City yang akan mengusung konsep bawah laut, sesuai tema Kalbe Junior Science Fair tahun ini, maritim. Wahana itu akan menyuguhkan beragam inovasi dalam dunia kesehatan, terutama berkaitan dengan bisnis PT Kalbe Farma sebagai perusahaan kesehatan.

Anak-anak yang datang juga bisa mengikuti Kalbe Junior Science Competition. Ada kompetisi matematika, komputer, dan robotik yang bisa diikuti. Kompetisi ditargetkan bisa menjaring 3000 peserta. Selain itu, terdapat wahana lain juga seperti dari PP-IPTEK Taman Mini Indonesia Indah. Jangan takut kehabisan kesempatan untuk masuk. Kalbe Junior Science Fair ditargetkan mampu menjaring 75.000 pengunjung. Jadi, terbuka kesempatan lebar. Pameran sendiri akan berlangsung di Econvention Ancol mulai pukul 09.00 hingga 18.00 WIB.

Editor : Caroline Damanik


09.18 | 0 komentar | Read More

Tradinno, Robot Berjalan Terbesar di Dunia

Written By Unknown on Kamis, 19 September 2013 | 09.18


KOMPAS.com — Dikembangkan selama lebih dari satu dekade, robot bernama "Tradinno" kini dinobatkan sebagai robot berjalan paling besar di dunia dalam Guinness Book of Records 2014.

Robot berwujud naga yang dikembangkan oleh Zollner Elektronik AG di Jerman itu memiliki berat mencapai 11 ton, panjang 15,5 meter, dan rentang sayap mencapai 12 meter.

Tradinno, berasal dari kata tradition dan innovation, merupakan robot yang dibuat untuk tujuan hiburan. Robot ini digerakkan dengan mesin turbo diesel berkapasitas dua liter.

Robot berkaki empat dan mampu mengepakkan sayap ini menggantikan bintang sebuah hiburan rakyat Jerman berusia 500 tahun, "Drachentstich", yang dipentaskan setiap Agustus di Furth im Wald.

Robot ini menggantikan model sebelumnya yang telah digunakan selama 35 tahun, yang memerlukan empat orang untuk mengoperasikannya.

Proyek pengerjaan Tradinno dimulai sejak tahun 2007. Begitu masifnya robot ini, Zollner harus mendesain kendaraan secara khusus untuk memindahkannya.

IBTimes, Senin (16/9/2013), mewartakan, untuk memungkinkan gerakan yang lebih alami, robot dilengkapi dengan transmisi data nirkabel dua arah lewat empat unit kontrol yang dikembangkan in house.

Tubuh Tradinno dibuat dengan bahan polyurethane dan kaca. Tradinno juga memiliki pembuluh darah sintetis yang bisa mengeluarkan darah 21 galon.

Meski punya sayap besar, robot ini tak bisa terbang. Namun, dengan dilengkapi gas cair, robot ini mampu mengeluarkan napas api.

Editor : Yunanto Wiji Utomo


09.18 | 0 komentar | Read More

Konsep Mendesa di Ibu Kota Kerajaan Sriwijaya


KOMPAS.com - Pertanyaan paling kerap dilontarkan mengenai Sriwijaya adalah, "Di mana ibu kotanya?" "Di mana istananya?"

Meskipun sebagian besar ilmuwan menyepakati Palembang sebagai pusat Sriwijaya pada periode awal, perdebatan tentang letak ibu kota kerajaan ini selalu muncul. Sebabnya, hingga sekarang belum ditemukan sisa-sisa reruntuhan yang merupakan istana atau keraton Sriwijaya.

Mengenai peluang terjadinya penemuan keraton Sriwijaya, para ahli menyatakan kemungkinannya tipis sekali. "Permukiman Sriwijaya dibuat dengan konsep mendesa," jelas Nurhadi Rangkuti, Kepala Balai Arkeologi Palembang. "Rumah-rumah dibangun dengan bahan kayu dan bambu berupa rumah panggung atau rumah terapung," lanjutnya.

Hal tersebut karena lokasi permukiman berada di tepian Sungai Musi yang terkadang meluap. Dataran di wilayah Palembang pada masa silam juga banyak berupa rawa.  Hanya bangunan keagamaan yang dibangun oleh Sriwijaya dengan bahan bata merah, mengingat lokasinya berada di tempat yang tinggi.

Catatan Cina di awal abad ke-13 berjudul Chu-Fan-Chi (Catatan Tentang Negeri-Negeri Barbar/Asing) yang ditulis oleh Chau-Ju-kua juga mengonfirmasi hal ini. "Para penduduk Sanfo-tsi (Sriwijaya—red) tinggal secara tersebar di luar kota atau di atas air, dengan rakit-rakit yang dilapisi dengan alang-alang," tulis Chau-Ju-kua. (Reynold Sumayku/National Geographic Indonesia)

Editor : Yunanto Wiji Utomo


09.18 | 0 komentar | Read More

Otak Manusia Paling Aneh yang Pernah Dijumpai


KOMPAS.com
— Lihatlah otak di atas! Otak manusia dewasa itu berbeda dengan otak manusia pada umumnya, tidak memiliki tonjolan dan lipatan yang menjadi karakteristik umum otak manusia.

New Scientist, Selasa (17/9/2013), mewartakan bahwa otak itu adalah milik seseorang yang tinggal di wilayah yang kini merupakan North Texas State University. Seseorang itu, yang tak secara gamblang dinyatakan jenis kelaminnya, meninggal tahun 1970.

Otak itu kini menjadi salah satu koleksi di University of Texas, Austin, Amerika Serikat. Otak disimpan dalam sebuah guci, diberi nomor seri, tetapi microfilm yang menyimpan rekam medis pemilik otak tersebut hilang.

Fotografer Adam Voorhes menghabiskan waktu setahun untuk menggali informasi tentang otak itu dan sekitar 100 otak lain koleksi University of Texas, Austin.

Diketahui, pada guci tempat menyimpan otak itu terdapat keterangan bahwa pemiliknya mengalami agyria, tidak memiliki gyri dan sulci atau tonjolan dan lipatan yang umumnya terdapat pada bagian cerebral cortex yang normal.

Kondisi langka tersebut disebut juga lissencephaly. Seseorang yang mengalami kondisi itu biasanya meninggal sebelum usia 10 tahun. Biasanya, penderita kelainan itu mengalami kekejangan dan kesulitan dalam mempelajari sesuatu.

David Dexter dari Brain Bank di Imperial College London mengatakan bahwa dirinya tak pernah melihat otak seperti yang dipotret Voorhes.

"Kita memang mengetahui adanya otak di mana bagian suci hilang, tetapi tak ada lagi yang bisa dijelaskan lebih jauh tentang otak ini," katanya.

Meskipun demikian, ia tak heran jika pemilik otak ini bisa bertahan hingga usia dewasa karena otak memang sangat adaptif. Namun, Dexter menduga bahwa kelainan otak itu tetap memiliki efek buruk.

Awal tahun 2013, University of Texas melakukan pemindaian dengan magnetic resonance imaging (MRI) pada otak ini. Walau beberapa informasi tentang otak ini didapatkan, tetapi informasi tentang individu pemiliknya sepertinya akan sulit ditemukan alias hilang selamanya.

Editor : Yunanto Wiji Utomo


09.18 | 0 komentar | Read More

Tradinno, Robot Berjalan Terbesar di Dunia

Written By Unknown on Rabu, 18 September 2013 | 09.19


KOMPAS.com — Dikembangkan selama lebih dari satu dekade, robot bernama "Tradinno" kini dinobatkan sebagai robot berjalan paling besar di dunia dalam Guinness Book of Records 2014.

Robot berwujud naga yang dikembangkan oleh Zollner Elektronik AG di Jerman itu memiliki berat mencapai 11 ton, panjang 15,5 meter, dan rentang sayap mencapai 12 meter.

Tradinno, berasal dari kata tradition dan innovation, merupakan robot yang dibuat untuk tujuan hiburan. Robot ini digerakkan dengan mesin turbo diesel berkapasitas dua liter.

Robot berkaki empat dan mampu mengepakkan sayap ini menggantikan bintang sebuah hiburan rakyat Jerman berusia 500 tahun, "Drachentstich", yang dipentaskan setiap Agustus di Furth im Wald.

Robot ini menggantikan model sebelumnya yang telah digunakan selama 35 tahun, yang memerlukan empat orang untuk mengoperasikannya.

Proyek pengerjaan Tradinno dimulai sejak tahun 2007. Begitu masifnya robot ini, Zollner harus mendesain kendaraan secara khusus untuk memindahkannya.

IBTimes, Senin (16/9/2013), mewartakan, untuk memungkinkan gerakan yang lebih alami, robot dilengkapi dengan transmisi data nirkabel dua arah lewat empat unit kontrol yang dikembangkan in house.

Tubuh Tradinno dibuat dengan bahan polyurethane dan kaca. Tradinno juga memiliki pembuluh darah sintetis yang bisa mengeluarkan darah 21 galon.

Meski punya sayap besar, robot ini tak bisa terbang. Namun, dengan dilengkapi gas cair, robot ini mampu mengeluarkan napas api.

Editor : Yunanto Wiji Utomo


09.19 | 0 komentar | Read More

Konsep Mendesa di Ibu Kota Kerajaan Sriwijaya


KOMPAS.com - Pertanyaan paling kerap dilontarkan mengenai Sriwijaya adalah, "Di mana ibu kotanya?" "Di mana istananya?"

Meskipun sebagian besar ilmuwan menyepakati Palembang sebagai pusat Sriwijaya pada periode awal, perdebatan tentang letak ibu kota kerajaan ini selalu muncul. Sebabnya, hingga sekarang belum ditemukan sisa-sisa reruntuhan yang merupakan istana atau keraton Sriwijaya.

Mengenai peluang terjadinya penemuan keraton Sriwijaya, para ahli menyatakan kemungkinannya tipis sekali. "Permukiman Sriwijaya dibuat dengan konsep mendesa," jelas Nurhadi Rangkuti, Kepala Balai Arkeologi Palembang. "Rumah-rumah dibangun dengan bahan kayu dan bambu berupa rumah panggung atau rumah terapung," lanjutnya.

Hal tersebut karena lokasi permukiman berada di tepian Sungai Musi yang terkadang meluap. Dataran di wilayah Palembang pada masa silam juga banyak berupa rawa.  Hanya bangunan keagamaan yang dibangun oleh Sriwijaya dengan bahan bata merah, mengingat lokasinya berada di tempat yang tinggi.

Catatan Cina di awal abad ke-13 berjudul Chu-Fan-Chi (Catatan Tentang Negeri-Negeri Barbar/Asing) yang ditulis oleh Chau-Ju-kua juga mengonfirmasi hal ini. "Para penduduk Sanfo-tsi (Sriwijaya—red) tinggal secara tersebar di luar kota atau di atas air, dengan rakit-rakit yang dilapisi dengan alang-alang," tulis Chau-Ju-kua. (Reynold Sumayku/National Geographic Indonesia)

Editor : Yunanto Wiji Utomo


09.19 | 0 komentar | Read More

Otak Manusia Paling Aneh yang Pernah Dijumpai


KOMPAS.com
— Lihatlah otak di atas! Otak manusia dewasa itu berbeda dengan otak manusia pada umumnya, tidak memiliki tonjolan dan lipatan yang menjadi karakteristik umum otak manusia.

New Scientist, Selasa (17/9/2013), mewartakan bahwa otak itu adalah milik seseorang yang tinggal di wilayah yang kini merupakan North Texas State University. Seseorang itu, yang tak secara gamblang dinyatakan jenis kelaminnya, meninggal tahun 1970.

Otak itu kini menjadi salah satu koleksi di University of Texas, Austin, Amerika Serikat. Otak disimpan dalam sebuah guci, diberi nomor seri, tetapi microfilm yang menyimpan rekam medis pemilik otak tersebut hilang.

Fotografer Adam Voorhes menghabiskan waktu setahun untuk menggali informasi tentang otak itu dan sekitar 100 otak lain koleksi University of Texas, Austin.

Diketahui, pada guci tempat menyimpan otak itu terdapat keterangan bahwa pemiliknya mengalami agyria, tidak memiliki gyri dan sulci atau tonjolan dan lipatan yang umumnya terdapat pada bagian cerebral cortex yang normal.

Kondisi langka tersebut disebut juga lissencephaly. Seseorang yang mengalami kondisi itu biasanya meninggal sebelum usia 10 tahun. Biasanya, penderita kelainan itu mengalami kekejangan dan kesulitan dalam mempelajari sesuatu.

David Dexter dari Brain Bank di Imperial College London mengatakan bahwa dirinya tak pernah melihat otak seperti yang dipotret Voorhes.

"Kita memang mengetahui adanya otak di mana bagian suci hilang, tetapi tak ada lagi yang bisa dijelaskan lebih jauh tentang otak ini," katanya.

Meskipun demikian, ia tak heran jika pemilik otak ini bisa bertahan hingga usia dewasa karena otak memang sangat adaptif. Namun, Dexter menduga bahwa kelainan otak itu tetap memiliki efek buruk.

Awal tahun 2013, University of Texas melakukan pemindaian dengan magnetic resonance imaging (MRI) pada otak ini. Walau beberapa informasi tentang otak ini didapatkan, tetapi informasi tentang individu pemiliknya sepertinya akan sulit ditemukan alias hilang selamanya.

Editor : Yunanto Wiji Utomo


09.19 | 0 komentar | Read More

Ditegaskan, Tidak Ada Gunung Api Aktif Bawah Laut di Bengkulu

Written By Unknown on Selasa, 17 September 2013 | 09.18


JAKARTA, KOMPAS.com — Masyarakat Bengkulu dan sekitarnya tidak perlu khawatir. Tim peneliti Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang terlibat survei batimetri di laut Bengkulu dengan kapal riset Baruna Jaya menyatakan bahwa tidak ada gunung api bawah laut di wilayah itu.

Tim menyatakan bahwa apa yang diungkapkan Gubernur Bengkulu, Junaidi Hamsyah, seperti dikutip Kompas.com, Rabu (11/9/2013), tidak benar. Tim peneliti menyatakan, tidak ada ancaman bencana akibat letusan gunung api bawah laut di Bengkulu.

Dalam konferensi pers yang diadakan pada Senin (16/9/2013) hari ini di Jakarta, BPPT menyatakan bahwa gunung bawah laut memang dijumpai dalam survei yang dilakukan dengan kerja sama beberapa lembaga riset di Indonesia dan Perancis.

Dasar gunung tersebut berada di kedalaman 5.000 meter di bawah permukaan laut. Sementara itu, puncak gunung berada di kedalaman 1.280 meter di bawah permukaan laut. Diameter gunung mencapai 40 - 50 kilometer.

Meski berbentuk kerucut, observasi lebih lanjut yang dilakukan BPPT pada Desember 2010 menyatakan bahwa gunung yang ditemukan tidak memiliki tanda-tanda gunung api, apalagi gunung api aktif yang bisa meletus sewaktu-waktu.

"Kalau gunung api aktif biasanya memiliki temperatur lebih tinggi dari sekitarnya. Saat kita teliti, ternyata temperaturnya sama saja. Jadi, bukan gunung api aktif," kata Ridwan Djamaluddin, Deputi Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam BPPT.

"Kita turunkan peralatan CTD (conductivity, temperature, and depth) untuk mengamati suhu wilayah itu. Namun, setelah diteliti, ternyata tidak ada anomali suhu secara signifikan," imbuh Dwo Haryanto dari Pusat Teknologi Survei Kelautan BPPT yang terlibat riset.

Keberadaan gunung api bawah laut ditandai dengan adanya keanekaragaman hayati yang lebih tinggi serta organisme yang tahan terhadap panas tinggi. Dua faktor ini juga belum dibuktikan keberadaannya di sekitar gunung yang ditemukan di bawah laut Bengkulu.

Karena gunung dikonfirmasi bukan merupakan gunung api aktif, masyarakat tak perlu khawatir. Bencana lain yang lebih perlu diantisipasi adalah gempa, karena wilayah Sumatera umumnya memang wilayah rawan gempa dan baik masyarakat ataupun infrastrukturnya belum siap menghadapi risiko gempa.

Editor : Yunanto Wiji Utomo


09.18 | 0 komentar | Read More

Seratus Tahun Lalu, \"Sriwijaya\" Dikira Nama Raja

KOMPAS.com — Saat ini kita mengetahui bahwa Sriwijaya adalah nama suatu kerajaan maritim besar. Namun, seratus tahun lalu, pada 1913, kata "Sriwijaya" dikira merupakan nama seorang raja. Sampai dengan saat itu, kata Sriwijaya tidak dikenal dalam dunia ilmu pengetahuan. Namanya terlupakan selama hampir satu milenium.

Adalah JHC Kern, ahli epigrafi di Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (lembaga pengkajian seni dan ilmu pengetahuan Kerajaan Belanda di Batavia), yang menerbitkan teori tersebut. Pada saat itu Kern sedang mengulas isi prasasti Kotakapur yang menyebutkan kata "Sriwijaya". Prasasti tersebut ditemukan pada tahun 1892 di pesisir barat Pulau Bangka.

Lima tahun setelah dugaan Kern, pada 1918, barulah kata Sriwijaya berhasil diidentifikasi sebagai nama suatu kerajaan. Hal ini berkat kepandaian George Coedes yang saat itu merupakan Direktur National Library di Bangkok.

Penelitian tentang Sriwijaya terus berjalan. Sejauh ini para ahli umumnya sepakat bahwa kawasan Palembang merupakan pusat Sriwijaya. Setidak-tidaknya pada masa-masa awal kerajaan itu. Dasar pemikirannya adalah isi prasasti Kedukan Bukit yang ditemukan di kawasan Karanganyar, Palembang, pada tahun 1920.

Prasasti Kedukan Bukit menyebutkan tiga peristiwa pada tahun 682. Yang pertama, Dapunta Hyang melakukan siddhayatra (perjalanan suci atau ziarah keagamaan). Kedua, Dapunta berangkat bersama armadanya. Ketiga, pendirian permukiman. (Reynold Sumayku/National Geographic Indonesia)

Editor : Yunanto Wiji Utomo


09.18 | 0 komentar | Read More

Bill Lancaster, 29 Tahun Tewas dan Tidak Membusuk


KOMPAS.com — Kisah Bill Lancaster mungkin menjadi salah satu cerita penerbangan tragis yang pernah ditulis dalam sejarah. Ia tewas kehausan di tengah Gurun Sahara, di dalam reruntuhan pesawat yang jatuh delapan hari sebelumnya.

Lebih menyesakkan lagi, jenazahnya ditemukan 29 tahun kemudian. Tepatnya pada 12 Februari 1962. Lancaster sendiri wafat pada 20 April 1933 dengan meninggalkan buku harian yang merincikan penderitaannya selama menunggu bantuan.

Saat ditemukan, jenazah Lancaster sudah termumi, tidak membusuk. Cuaca ekstrem di Gurun Sahara, yang panas menyengat di siang hari dan menusuk dingin di malam hari, membantu pengawetan jenazahnya.

Lancaster tewas di gurun dalam usahanya memecahkan rekor penerbangan dari Inggris ke Afrika Selatan. Penerbang Inggris ini berangkat pada 11 April 1933 dari Lympne Aerodrome, dekat pantai Kent Selatan, Inggris.

Untuk bisa memecahkan rekor tersebut, Lancaster menggunakan pesawat Avro Avian. Sayangnya, pesawat ini dianggap lambat dan agar bisa memenuhi target maka Lancaster harus terbang lebih lama.

Kontak terakhirnya dengan dunia luar terjadi di Reggan, di mana ia keluar dari kokpit dengan tubuh kepayahan akibat terbang selama 30 jam. Selama itu, ia tidak makan dan minum. Meski sudah dicegah terbang dan dibujuk petugas setempat untuk beristirahat, Lancaster meneruskan penerbangan. Selepas itu, Lancaster tidak lagi ditemui manusia mana pun.

Di atas Gurun Sahara, pesawatnya menukik dan menghantam pasir. Ketika sadar pasca-kecelakaan, ia tidak bisa melihat. Ternyata matanya tersumbat darah beku dan harus digosok agar fungsinya kembali normal.

Berdasarkan catatan buku hariannya, malam pertama di Gurun Sahara dihabiskannya dengan mengirim sinyal pertolongan. Ia membuat flare dari kain di dalam pesawat yang direndam dalam bensin. "Flare-ku sukses, paling tidak itu bercahaya selama 60 detik. Saya membakar satu flare tiap 15 menit hingga setengah jam," tulis Lancaster.

Malangnya, tidak ada yang datang. Memang ada mobil dari Reggan yang melintas ke Gao, tetapi mereka tidak melihat ada Lancaster di kejauhan.

Kemalangan penerbang itu terus berlanjut hingga hari kedelapan. Tulisan akhirnya berbunyi, "Tidak ada yang disalahkan, mesinnya rusak. Aku mendarat terbalik di kegelapan. Selamat tinggal, Ayah, surati Jacki [saudara laki-lakinya] dan selama tinggal semua yang aku sayangi, Bill."

Jenazahnya ditemukan 29 tahun kemudian dan dikubur di Reggan oleh Angkatan Udara Perancis. Jessie "Chubbie" Miller, sebagai istri, menerima buku harian tersebut yang berisi 41 halaman. Catatan harian itu akhirnya diterbitkan menjadi sebuah buku. (Zika Zakiya/National Geographic Indonesia)

Editor : Yunanto Wiji Utomo


09.18 | 0 komentar | Read More

Gelas Tertipis di Dunia Berhasil Diciptakan Tanpa Sengaja

Written By Unknown on Senin, 16 September 2013 | 02.21


KOMPAS.com - Ilmuwan secara tak sengaja menciptakan gelas paling tipis yang pernah ada, cuma setebal dua atom.

Penemuan secara kebetulan itu dimasukkan dalam Guiness Book of Records edisi tahun 2014 yang baru saja diterbitkan.

Peneliti dari Cornell University dan University of Ulm di Jerman yang berperan dalam penemuan gelas tertipis ini sebelumnya tengah membuat graphene, salah satu material paling tipis dan kuat di dunia.

Mengamati dengan mikroskop elektron, ilmuwan menemukan "kotoran" dalam graphene yang mereka buat. Ilmuwan kemudian menyadari bahwa "kotoran" itu adalah lapisan dua dimensi gelas yang tersusun atas silikon dan oksigen.

Lapisan gelas tersebut terbentuk ketika udara yang bocor menyebabkan lapisan tembaga, yang juga digunakan dalam membuat graphene, bereaksi dengan prapen yang tersusun atas kuarsa, mineral yang terdiri atas silikon dan oksigen.

Hasil observasi ilmuwan pertama kali dideskripsikan dalam jurnal Nano Letters yang terbit Januari 2012.

Penemuan gelas tertipis ini memberi petunjuk kepada ilmuwan tentang karakteristik gelas yang masih menjadi teka-teki.

Atom dalam zat padat biasanya tersusun sec gara teratur. Namun, tidak demikian dengan gelas. Walau berbentuk padat, atom gelas tersebar tak beraturan, menyerupai susunan atom dalam zat cair.

Struktur gelas dua dimensi yang terobservasi oleh ilmuwan dalam penemuan ini model teoretis struktur gelas yang tak beraturan yang dibuat pada tahun 1930an.

"Ini adalah pertama kali orang bisa melihat struktur atom dalam gelas," kata David Muller, profesor teknik fisika dari Cornell University, seperti dikutip Livescience, Kamis (12/9/2013).

Penemuan ini ke depan juga akan bermanfaat bagi pengembangan nanoteknologi dan teknologi transistor.

Editor : Yunanto Wiji Utomo


02.21 | 0 komentar | Read More

Ada \"Kacang Raksasa\" di Pusat Galaksi Kita


KOMPAS.com — Ilmuwan berhasil mengungkap bentuk dari tonjolan pusat atau buldge di pusat galaksi kita, Bimasakti. Terungkap, jantung galaksi Bimasakti tersebut berbentuk seperti kacang.

Bagian pusat Bimasakti memiliki 10.000 bintang dan merentang sejauh ribuan tahun cahaya. Karena debu, gas, dan banyaknya bintang yang mengaburkan pandangan, pusat Bimasakti tersebut sulit untuk diteliti.

Data dari proyek penelitian Two Micron All Sky Survey (2MASS) yang dilakukan sebelumnya mengungkap bahwa pusat Bimasakti berbentuk menyerupai huruf X. Lewat riset terbaru, dua tim ilmuwan mendeskripsikan bentuk bulge Bimasakti dengan lebih baik, yakni serupa kacang.

Tim pertama dari Max Planck Institute for Extraterrestrial Physics di Jerman menganalisis data teleskop Visible and Infrared Survey Telescope for Astronomy (VISTA) 4,1 meter milik European Southern Observatory di Chile.

Dengan memfokuskan pada 2 juta bintang raksasa merah yang karakteristiknya telah dipahami dengan baik oleh para ilmuwan, jarak tertentu bisa dihitung dengan akurat. Dari sini, model 3D dari pusat Bimasakti bisa dibuat.

"Kami menemukan bahwa bagian dalam galaksi kita memiliki bentuk seperti kacang bila dilihat dari samping dan bentuk batang yang memanjang bila dilihat dari atas," kata Ortwin Gerhard yang turut dalam penelitian ini, seperti dikutip Discovery, Kamis (12/9/2013).

Tim lain yang dipimpin oleh Sergio Vasquez dari Pontificia Universidad Católica de Chile, Santiago, Chile, mengambil pendekatan berbeda. Mereka membandingkan citra pusat Bimasakti yang berjarak 11 tahun cahaya dengan teleskop MPG/ESO 2,2 meter.

Tim menyadari adanya perubahan kecil karena adanya gerakan dari bintang-bintang yang bergerak di langit. Perubahan itu menuntun ilmuwan untuk dapat mengungkap bentuk pusat galaksi Bimasakti.

"Bintang-bintang yang kita amati seperti bergerak di sepanjang lengan buldge berbentuk X seolah-olah orbit membawanya naik, turun, dan keluar dari bidang Bimasakti. Ini sesuai dengan prediksi model pusat galaksi," kata Vasquez.

Kedua tim mengungkapkan bahwa Bimasakti sebelumnya memiliki bentuk piringan datar. Namun, seiring waktu selama miliaran tahun, bentuk Bimasakti berubah, membuatnya tampak seperti kacang bila dilihat dari samping.

Editor : Yunanto Wiji Utomo


02.21 | 0 komentar | Read More

Memecahkan Teka-Teki Mosaik Jan Toorop di Surabaya


KOMPAS.com - Sebuah foto koleksi Asia Maior mengisahkan panorama gedung-gedung di sekitar Jembatan Merah pada 1918. Tampak gerobak pedati yang ditarik dua sapi, kereta kuda, dan mobil Ford beratap terpal putih tengah melintas. Sebagai latar belakangnya deretan gedung-gedung perkantoran di Willemskade—kini Jalan Jembatan Merah. Namun ada satu gedung yang mencolok dengan kibaran merah-putih-biru dan susunan aksara besi di atapnya: "ALGEMEENE".

Gedung Algemeene Maatschappij van Levensverzekering en Lijfrente (Perusahaan Umum Asuransi Jiwa dan Tunjangan Hari Tua) dibangun pada 1901. Sang arsitek adalah Hendrik Petrus Berlage (1856-1934), juga sohor dengan julukannya sebagai "bapak arsitektur modern".

Tampak depan gedung berlantai dua tersebut menyajikan gaya art-nouveau dengan lengkungan-lengkungan bata merah khas Berlage. Pintu depannya dijaga oleh penanda monumental: dua patung singa bersayap—yang terkesan horor, bahkan hingga hari ini.

Meskipun Algemeene sudah bangkrut pada tahun 1921, gedung tersebut masih kokoh sampai sekarang. Kini gedung asuransi renta itu dibiarkan kosong tak terawat. Lantai satunya pernah digunakan PT Aperdi Java Maluku, sedangkan lantai dua pernah dipakai sebagai kantor PT Asuransi Jiwasraya.

Tampak depan gedung ini menyajikan mosaik porselen nan elok, sekaligus berselimut misteri: Raja Firaun bersama ibu Eropa dan Jawa, yang masing-masing menggendong anak, dan berhias bunga dan simbol masonik.

Ada dua pendapat tentang makna simbol dari mosaik persolen tersebut. Keduanya punya makna yang menarik untuk diselisik.

Pendapat pertama mengisahkan bahwa mosaik porselen itu mengingatkan pada pemirsanya tentang kisah Isis-Ra-El, kisah kuno yang dituturkan bangsa Sumeria-Babilonia.

Tersebutlah El, seorang ayah dari dewa-dewa. Dalam karya seni itu dia duduk di tengah. Sementara Isis (diperankan Ibu Eropa) dan Ra (diperankan Ibu Jawa) sedang mencoba menarik perhatian El untuk menerima anak mereka. Kaki kanan El mengarah ke Isis. Artinya, dia lebih memilih anak dari Isis (anak Eropa), ketimbang anak dari Ra (anak Jawa yang digambarkan menangis).

Mungkin bisa berarti bahwa Algemeene sebagai lembaga keuangan non-bank lebih mengutamakan pelayanannya kepada warga Eropa ketimbang warga pribumi. Pada zaman Hindia Belanda, kelas warga Eropa memang dipandang lebih terhormat dibandingkan kelas warga pribumi. Demikianlah nasib anak negeri koloni.

Sedangkan pendapat kedua mencoba menghubungkan mosaik porselen tersebut dengan kisah dalam Alkitab dan simbol-simbol yang biasa digunakan bangsa Eropa.

Tersebutlah Firaun, seorang raja dan penguasa Mesir kuno dengan lambang jangka yang berarti Tuhan sang pencipta alam semesta. Dalam kitab Kejadian 41: 5-6 dikisahkan tentang Firaun yang bermimpi, "Setelah itu tertidur pulalah ia dan bermimpi kedua kalinya: Tampak timbul dari satu tangkai tujuh bulir gandum yang bernas dan baik. Tetapi, kemudian tampaklah juga tumbuh tujuh bulir gandum yang kurus dan layu oleh angin timur."
 
Singkat cerita, Yusuf menafsirkan mimpi Firaun. Menurut tafsirannya bahwa akan terjadi tujuh tahun kelimpahan di Mesir. Kemudian akan timbul pula tujuh tahun kelaparan yang kelak menguruskeringkan negeri itu.

Dalam mosaik porselen itu, bulir gandum digambarkan dengan biji-bijian berwarna ungu. Tujuh bulir gandum di sisi kanan dengan jam pasir yang masih mengucur menggambarkan tujuh tahun kelimpahan. Sementara, tujuh bulir gandum di sisi kanan dengan jam pasir yang berhenti menggambarkan keadaan paceklik selama tujuh tahun.

Kembali ke kisah Alkitab. Yusuf pun menyarankan Firaun untuk mengumpulkan segala bahan makanan dan gandum, serta menyimpannya pada tujuh tahun masa berkelimpahan. Demikianlah, mereka menyimpan bahan makanan tersebut untuk mempersiapkan tujuh tahun masa kelaparan yang akan datang.

Ini berarti sebuah pesan bagi kita. Ketika kita memiliki kekayaan dan sumber daya berlimpah, lebih baik jika kita menyisihkannya untuk disimpan atau ditabung ketimbang menghabiskan semuanya. Karena masa depan penuh ketidakpastian, kita harus mempersiapkannya dengan menyimpan daya beli untuk hari besok. Selain itu, mosaik tersebut seolah mengatakan kepada kita bahwa kita harus melindungi kekayaan dan kehidupan kita dengan asuransi—karena ketidakpastian di masa depan.

Sementara itu, simbol "ibu dan anak" dalam mosaik porselen tersebut juga melambangkan sifat keibuan. Seorang ibu akan memberikan ketulusan dan memelihara keamanan, perlindungan, cinta, kasih sayang dalam tumbuh kembang anaknya.

Demikianlah tujuan "Algemeene Maatschappij van Levensverzekering en Lijfrente" yang membujuk orang-orang untuk membeli produk asuransi jiwa dan tunjangan hari tua untuk berjaga-jaga. Perusahaan ini tampaknya juga menawarkan keamanan dan perlindungan aset bak kehangatan dan kasih seorang ibu kepada anak-anaknya.

Lalu, angka "1880" yang diapit jam pasir dalam mosaik merupakan tahun pendirian perusahaan tersebut yang beroperasi pada 1 Januari 1880 di Amsterdam, Belanda. Sedangkan, "Rozenburg" dalam mosaik itu merupakan pabrik porselen di Den Haag yang mengolah desain karya sang seniman.

Siapakah seniman yang mendesain mosaik porselen itu?

Dia adalah Jan Toorop, seorang pelukis bergaya pointillisme, simbolisme, dan art-nouveau. Dia berdarah Jawa-Belanda yang lahir di Purworejo, Jawa Tengah pada 20 Desember 1858. Ayahnya seorang Jawa-Belanda yang menikahi perempuan berdarah Inggris. Seniman yang religius ini wafat pada 3 Maret 1928 di Den Haag, Belanda. (Mahandis Y. Thamrin/National Geographic Indonesia)

Editor : Yunanto Wiji Utomo


02.21 | 0 komentar | Read More

Terpotret Kamera, Katak Ikut \"Meluncur\" Bersama Wahana LADEE

Written By Unknown on Jumat, 13 September 2013 | 19.05


KOMPAS.com — Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) merilis beberapa foto momen peluncuran wahana Lunar Atmosphere and Dust Environment Explorer (LADEE) dari Wallops Flight Facility, Virginia, pada Jumat (6/9/2013).

Ada satu foto NASA yang paling menarik perhatian. Bukan momen peluncuran atau wahana LADEE-nya yang menarik untuk dilihat dalam foto itu, melainkan karena adanya katak yang tertangkap ikut terangkat bersama wahana antariksa.

NASA menyatakan bahwa katak dalam foto itu nyata, bukan rekayasa. "Tim foto mengonfirmasi bahwa katak itu nyata dan terpotret dalam foto yang sama oleh salah satu kamera yang digunakan untuk mengabadikan proses peluncuran," demikian dinyatakan NASA.

Allard Beutel, juru bicara NASA, seperti dikutip International Business Times, Jumat (13/9/2013), mengatakan, "Ada 8-9 foto dalam urutan itu. Namun, foto ini adalah satu-satunya yang menunjukkan adanya katak."

Universe Today, Kamis (12/9/2013), mewartakan bahwa di landasan peluncuran Wallops Flight Facility, Virginia, terdapat kolam dengan air yang digunakan untuk melindungi landasan dari kerusakan dan kebisingan saat peluncuran.

"Kolam yang ada mungkin menjadi tempat menarik bagi katak untuk hidup. Katak dalam foto mungkin berada di kolam itu saat peluncuran. Saat wahana LADEE terangkat karena gaya dorong roket, si katak juga ikut terangkat.

Terpotretnya satwa liar saat peluncuran wahana atau pesawat luar angkasa bukan cuma terjadi kali ini. Saat peluncuran misi STS-114 (pesawat ulang alik Columbia) tahun 2005, tertangkap ada burung yang terbang ke arah tangki pesawat ulang alik yang diluncurkan.

Peristiwa lain adalah saat peluncuran misi STS-119 (pesawat ulang alik Discovery) pada tahun 2009. Ada kelelawar yang menempel di tangki pesawat ulang alik itu. Selain itu, kawanan sapi melintas terekam dalam percobaan peluncuran SpaceX Grasshopper.

Editor : Yunanto Wiji Utomo


19.05 | 0 komentar | Read More

Sudah Dilarang, Ikan Aligator Masih Dijual Bebas


JAKARTA, KOMPAS.com — Ikan spesies invasif karnivora, khususnya jenis ikan aligator dan piranha, masih dijual bebas di Jakarta. Padahal, ikan-ikan itu sudah dilarang dijual bebas.

Pedagang mengatakan, sejauh ini tak ada sosialisasi pemerintah. "Setiap bulan terjual hampir 60 ekor. Tahun 2011 bisa 100 ekor per bulan," kata Tamrin, penjual ikan aligator di Jalan Kartini Raya, Jakarta, Rabu (11/9/2013). Ia memulai usahanya tahun 2011.

Penjual ikan piranha di Kompleks Pasar Inpres Radio Dalam, Jakarta Selatan, Ace, mengatakan, penjualan kedua jenis ikan itu pernah dilarang akhir 1990-an saat ia masih berjualan di Pasar Barito, Jakarta Selatan. Namun, larangan itu tak pernah disosialisasikan lagi meski tempat berjualan diperiksa petugas Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Selatan tiap tiga bulan.

Sesuai Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 17 Tahun 2009, sebelas jenis ikan piranha (Characidae) masuk dalam 30 spesies ikan yang dilarang masuk Indonesia. Alasannya, ikan itu membahayakan kelestarian sumber daya ikan, lingkungan, dan manusia.

"Ikan ini memang berbahaya kalau sampai ada yang sengaja memasukkan ke danau, waduk, atau sungai. Semua ikan akan dimangsa," kata Tamrin.

Harga ikan aligator bervariasi, tergantung ukuran. "Kalau pajangnya 19 sentimeter Rp 25.000 per ekor, kalau 30 sentimeter Rp 125.000 per ekor. Aligator spatula ini bisa sampai 1-3 meter. Kalau 1 meter harganya Rp 650.000 sampai Rp 800.000," katanya.

Adapun harga ikan piranha berukuran sekitar 2 sentimeter Rp 20.000 per ekor.

Di lokasi sama, sesama penjual ikan, Opik Prado, menunjukkan keganasan piranha saat memangsa ikan lain. Seekor ikan hias yang dimasukkan hidup dengan ukuran hampir sama langsung disantap sekelompok piranha kurang dari lima menit.

Hal sama ditunjukkan Mulyadi, penjual ikan hias di Jalan Marga Guna, Jakarta Selatan, untuk ikan aligator. Ikan hias kecil yang dimasukkan hidup langsung disambar ikan aligator itu.

Menurut Mulyadi, kedua jenis ikan itu kini banyak dibudidayakan peternak lokal. Namun, ia tak menyebut lokasinya.

Seperti diberitakan, ikan aligator telah diintroduksikan di Waduk Jatiluhur. Piranha diduga terintroduksi di Waduk Cirata.

Menurut Kepala Pusat Karantina Ikan KKP Muhammad Ridwan, peraturan menteri "hanya melarang" masuknya ikan dari luar. Pengendalian spesies invasif yang telanjur masuk ada pada petugas pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan. (ICH/K07/KOMPAS)

Editor : Yunanto Wiji Utomo


19.05 | 0 komentar | Read More

Voyager 1 Dipastikan Telah Meninggalkan Tata Surya


KOMPAS.com — Ilmuwan pada Kamis (12/9/2013) memastikan bahwa wahana Voyager 1 telah meninggalkan Tata Surya.

Wahana yang tampak seperti piringan satelit dan televisi kuno dengan antena mirip telinga kelinci itu diluncurkan pada tahun 1977 untuk menyelidiki planet-planet di Tata Surya.

Menantang semua risiko, Voyager terus melaju dan kini sampai pada jarak 19 miliar kilometer dari Matahari, di sebuah tempat yang dingin dan gelap, wilayah antarbintang.

"Kita berada di ruang antarbintang untuk pertama kalinya," kata Ed Stone, ilmuwan dalam program Voyager.

"Kita sampai di sana. Ini sesuatu yang kita semua harapkan sejak kita memulai misi 40 tahun lalu," imbuhnya.

Voyager 1 sendiri memiliki kembaran, yakni Voyager 2, yang diluncurkan 36 tahun lalu dengan misi utama menyelidiki Jupiter dan Saturnus.

Wahana kembar tersebut menangkap citra detail cincin Saturnus serta mengungkap adanya gunung berapi di bulan Jupiter, Io.

Voyager 2 melaju menuju Uranus dan Neptunus sebelum misi wahana itu dan kembarannya diperpanjang untuk menyelidiki batas luar Tata Surya.

Selama ini, posisi Voyager 1 menjadi perdebatan. Pasalnya, ilmuwan tidak tahu pasti apa yang bisa jadi parameter bahwa Voyager telah keluar dari Tata Surya. Alat deteksi perubahan sudah lama rusak.

Namun, kini ilmuwan setuju bahwa Voyager 1 telah keluar dari gelembung pelindung di Tata Surya yang dikenal dengan heliosfer.

Penemuan ilmuwan itu dipublikasikan di jurnal Science. Dalam publikasi, ilmuwan menyatakan bahwa Voyager 1 telah meninggalkan Tata Surya pada Agustus 2012.

NASA menyatakan, Voyager 1 "berada di zona transisi tepat di luar gelembung Tata Surya, tempat efek dari Matahari masih bisa dilihat."

Voyager 1 pada 25 Agustus 2012 lalu sebenarnya telah mengirimkan data yang menunjukkan penurunan secara tiba-tiba partikel bermuatan dengan energi tinggi yang ada di heliosfer.

Dengan terkirimnya data itu, ilmuwan memprediksi ada pembalikan arah medan magnet di wilayah batas Tata Surya yang disebut heliopause.

Pembalikan arah medan magnet serta berkurangnya partikel bermuatan dengan energi tinggi itu merupakan tanda Voyager 1 telah memasuki Tata Surya.

Ternyata, pembalikan arah medan magnet yang diharapkan tidak terjadi. Ilmuwan saat itu berhati-hati untuk menyatakan bahwa Voyager 1 telah meninggalkan Tata Surya.

Namun, analisis data yang ditangkap instrumen gelombang plasma Voyager 1 antara 9 April dan 22 Mei 2013 mengungkap bahwa wahana itu berada di area dengan kerapatan elektron 0,08 per sentimeter kubik.

Astrofisikawan mengatakan bahwa kerapatan elektron di ruang antarbintang adalah 0,05-0,22 per sentimeter kubik.

Karena data tersebut, ilmuwan kemudian yakin bahwa Voyager 1 telah menjadi wahana pertama yang meninggalkan Tata Surya.

"Langkah bersejarah ini bahkan lebih menarik karena menandai era baru eksplorasi Voyager, eksplorasi ruang antarbintang," kata Stone seperti dikutip AFP, Kamis.

Meski tim Voyager yakin bahwa Voyager 1 telah meninggalkan Tata Surya, tak semua ilmuwan menyetujuinya.

David McComas dari Southwest Research Institute di San Antonio, Texas, mengatakan, "Saya tak yakin Voyager sudah di luar (Tata Surya) sekarang."

McComas masih meragukannya sebab belum ada data yang menunjukkan adanya pembalikan arah medan magnet.

Misi Voyager hingga kini telah menelan biaya 988 juta dollar AS. Instrumen wahana ini dijadwalkan akan mati pada tahun 2025.

Editor : Yunanto Wiji Utomo


19.05 | 0 komentar | Read More

Tiga Komet Akan Tampak pada Bulan November Nanti

Written By Unknown on Kamis, 12 September 2013 | 09.19


KOMPAS.com — Bulan November tahun 2013 nanti adalah saat yang tepat untuk berpesta mengamati langit. Ada tiga komet yang akan terlihat sepanjang bulan itu. Ini adalah sesuatu yang jarang terjadi.

Komet pertama yang bisa dilihat adalah komet ISON. Komet ini ditemukan pada tahun 2012 oleh Vitali Nevski dan Artyom Novichonok, astronom asal Rusia. Nama komet diambil dari fasilitas penemuannya, International Scientific Optical Network, ISON.

Komet ISON saat ini semakin dekat dengan Bumi. Berasal dari Awan Oort, pada 1 Oktober 2013 nanti, komet ISON sudah berada 10,4 juta kilometer dari Mars.

ISON akan bergerak menuju Matahari. Komet itu akan mencapai jarak terdekat dengan Matahari pada 28 November 2013. Komet yang telah dinanti kehadirannya sejak tahun lalu ini berpotensi bersinar terang, sama dengan kecerlangan Bulan Purnama.

Komet lain yang juga bisa dilihat adalah komet Encke. Berbeda dengan ISON, komet ini adalah komet yang secara periodik mengorbit Matahari setiap tiga tahun.

Komet Encke merupakan komet dengan periode orbit terpendek yang diketahui. Komet ini pertama kali terlihat lewat pengamatan Pierre Mechain pada tahun 1786. Namun, periode orbit komet baru diketahui pada tahun 1819 oleh Johann Franz Encke.

Komet terakhir yang bisa dilihat adalah komet C/2013 RI Lovejoy yang baru saja ditemukan oleh astronom amatir asal Australia, Terry Lovejoy, pada Senin (9/9/2013).

Ketiga komet akan terlihat dengan kecerlangan yang beragam. Sekitar tanggal 9 November 2013, ISON akan terlihat dengan magnitudo antara 6-7, Encke dengan magnitudo 6, serta Lovejoy 2013 masih redup dengan magnitudo 9.

Dengan magnitudo tersebut, pengamatan komet paling baik dilakukan dengan teleskop. Bagaimana? Siap menyambut kedatangan komet-komet itu?

Tak cuma terlihat, ketiga komet di atas juga akan menciptakan pemandangan menarik. Lovejoy, Encke, dan ISON beserta Mars dan Jupiter akan berada dalam satu garis lurus. Walaupun sulit, fenomena ini adalah kesempatan yang baik bagi penggemar astrofotografer untuk berlatih memotret.

Editor : Yunanto Wiji Utomo


09.19 | 0 komentar | Read More

Satwa di Kebun Binatang Tidak Sejahtera


KOMPAS.com — Peran kebun binatang dalam konservasi dan edukasi dipertanyakan seiring munculnya berbagai kasus salah urus hingga kematian hewan dalam beberapa tahun terakhir.

Akhir Agustus lalu, dua ekor singa Afrika dan seekor harimau Sumatera mati di Kebun Binatang Taman Rimba Jambi. Kematian tiga ekor binatang ini diduga disebabkan daging yang terkontaminasi racun.

Tak lama berselang, Melani, seekor harimau Sumatera koleksi Kebun Binatang Surabaya, juga diusulkan untuk disuntik mati karena kondisinya belum membaik akibat konsumsi daging berformalin selama bertahun-tahun.

Nasib malang hewan-hewan di kebun binatang ini menurut Direktur ProFauna Indonesia Rosek Nursahid bukan cerita baru.

Sejak survei dilakukan pada tahun 2000 lalu, ProFauna menemukan hampir 90 persen satwa di kebun binatang di Indonesia hidup di bawah standar kesejahteraan hewan.

Hingga tahun 2013 ini, dia menilai tidak ada perubahan berarti.

"Ada lima ukuran kebebasan satwa, yaitu bebas dari rasa lapar dan haus, bebas dari rasa takut, bebas dari sakit, luka dan penyakit, serta bebas mengekspresikan perilaku normal dan bebas dari rasa stres," ujar Rosek, kepada Wartawan BBC, Christine Franciska.

"Dalam beberapa kasus di Surabaya, Bandung, dan Jakarta tidak ada perubahan signifikan untuk meningkatkan kesejahteraan satwa."

Kurangnya perhatian terhadap satwa diakui oleh Tonny Sumampow yang saat ini menjabat Sekretaris Perhimpunan Kebun Binatang se-Indonesia (PKBSI).

Dalam pemantauan PKBSI, sebanyak 40 persen dari 46 kebun binatang di Indonesia masih berada di bawah standar yang ditetapkan.

Ini menunjukkan gagalnya sebagian besar kebun binatang di Indonesia dalam peran konservasi dan edukasi bagi masyarakat.

"Tiap pengunjung yang datang, paling tidak diharapkan untuk pulang membawa pengetahuan mengenai satwa dan habitat mereka. Tetapi kebanyakan, kebun binatang hanya dijadikan taman hiburan saja."

"Datang untuk piknik, tidak memperhatikan satwa, diperhatikan pun tidak mendalam. Peran kebun binatang sebagai pusat edukasi tidak berhasil," kata Tonny yang juga mengelola Taman Safari Indonesia di Cisarua, Bogor.

Masih utamakan kuantitas

Menurut Rosek, tugas menyejahterakan satwa di kebun binatang tak tercapai karena berbagai hal. Salah satunya adalah kecenderungan untuk mengutamakan kuantitas satwa.

Pengelola, lanjutnya, menganggap jumlah satwa yang semakin banyak akan berdampak positif bagi jumlah pengunjung yang datang.

"Harusnya ada pembatasan jumlah hewan dan peningkatan kualitas, bahkan kalau perlu buat spesialisasi."

Rosek menyerukan agar pemerintah menetapkan moratorium pembangunan kebun binatang baru karena menurutnya saat ini pemerintah daerah melirik pembukaan kebun binatang sebagai sumber pemasukan baru.

Sementara itu, menurut Tonny Sumampouw, masalah pendanaan dan kurangnya sumber daya yang kompeten juga membuat penanganan satwa kurang sesuai.

Kementerian Kehutanan yang punya wewenang mengatur lalu lintas koleksi satwa liar di Indonesia, menurut Tonny, telah melakukan kerja sama dengan PKBSI, LIPI, dan berbagai lembaga untuk membuat akreditasi lembaga konservasi.

Tujuannya agar pengelola mengerti betul standar kebun binatang yang ideal.

"Kami juga melakukan pelatihan rutin tentang konservasi dan perawatan satwa agar SDM di kebun binatang memiliki keahlian," kata Tonny.

Jadi prioritas

Tudingan pengelola kebun binatang melalaikan satwa peliharaannya dibantah Humas Kebun Binatang Ragunan, Wahyudi Bambang.

Dalam kasus Ragunan, menurut Wahyudi, pengelola menempatkan peran konservasi dan edukasi pada urutan paling atas dan fungsi rekreasi di tempat paling akhir untuk memastikan hewan terpelihara baik.

"Perawatan satwa terjadwal, dibersihkan kandangnya, diberi makan secara rutin, dan penjaga satwa selalu memperhatikan perilaku mereka. Jika ada perubahan perilaku, mereka langsung berkonsultasi dengan dokter hewan," katanya.

Kesulitan yang dialami para penjaga kebun binatang, menurutnya, terletak pada upaya memberi pengertian pengunjung untuk tidak memberi makan binatang.

"Kita sudah menghalangi, memberi papan peringatan. Tetapi beberapa masih melakukan. Padahal makanan manusia itu bisa mengganggu pola makan hewan."

Wahyudi juga membantah kebun binatang bermasalah dengan urusan dana.

Ragunan, menurut Wahyudi, memperoleh subsidi pemerintah, ditambah pendapatan dari penjualan tiket pengunjung yang jumlahnya ditentukan targetnya per hari.

Harga tiket kebun binatang terbesar kedua Asia ini dipatok Rp 4.500 untuk pengunjung dewasa.

Editor : Yunanto Wiji Utomo


09.19 | 0 komentar | Read More

Terbukti, Ada Kehidupan di Bawah Lapisan Tebal Es Antartika


KOMPAS.com — Ilmuwan berhasil menemukan adanya kehidupan di lumpur yang terletak di bawah lapisan es Antartika.

Tim ilmuwan dari Bristish Antartic Survey dan institusi lainnya melakukan pengeboran menembus lapisan es Antartika, meneliti sedimen sebuah danau di bawah lapisan es bernama Danau Hodgson.

Saat ini, danau itu hanya ditutup oleh lapisan es setebal 3-4 meter. Namun, dahulu danau tertutup lapisan es setebal 500 meter. Sedimen yang diteliti berasal dari masa saat danau tertutup es tebal.

"Ini adalah kali pertama danau subglasial diteliti," kata David Pearce dari University of Northumbria, pimpinan studi ini.

Dalam jurnal Diversity, Pearce melaporkan bahwa ia telah berhasil menumbuhkan 20 kultur mikroba yang diambil dari sedimen. Hal itu menunjukkan adanya mikroba yang bisa hidup di suhu ekstrem dingin, yang hidup di Danau Hodgson sekarang.

Ilmuwan juga menemukan fragmen DNA dari mikroba yang telah beradaptasi dengan lingkungan ekstrem selama jutaan tahun.

Temuan adanya makhluk hidup di Danau Hodgson punya nilai penting, membuktikan bahwa dalam lingkungan gelap, dingin ekstrem, dan minim nutrisi, masih ada makhluk hidup yang bisa bertahan.

Temuan juga punya nilai penting untuk pemahaman kehidupan di luar angkasa. Bulan Jupiter, Europa, yang terdiri atas es, mungkin saja memiliki kehidupan.

"Yang mengejutkan justru adalah bila kita mengetahui bahwa lingkungan ini memang steril dari kehidupan," ungkap Pearce seperti dikutip Livescience, Selasa (10/9/2013).

Ilmuwan mengungkap, seperempat dari urutan genetik yang ditemukan di wilayah itu belum pernah dikenal sebelumnya. Hal itu menunjukkan, ada banyak makhluk hidup baru yang juga belum pernah dikenal sebelumnya.

Sebelumnya, ilmuwan telah mengungkap adanya kehidupan di Danau Whillans yang tertutup es setebal 800 meter.

Ilmuwan lain asal Rusia tengah menganalisis data hasil pengeboran di Danau Vostok, danau di Antartika yang terkubur 3 kilometer di bawah lapisan es dan belum tersentuh sejak 14 juta tahun lalu.

Editor : Yunanto Wiji Utomo


09.19 | 0 komentar | Read More
techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger